Latif Anshori Kurniawan

Penelitian Tindakan Kelas: Selayang Pandang

Diterbitkan pada dalam Blog.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang menempatkan peneliti sebagai pengamat kegiatan belajar dan pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Dalam melaporkan kegiatan penelitian, terlebih dulu peneliti membuat proposal untuk ditinjau sebelum melangkah lebih jauh melakukan penelitian.

Buku (Asme.org)Sumber: Asme.org

Ketika menyusun proposal PTK, peneliti harus benar-benar menemukan masalah yang terjadi di dalam kelas, bukan mencari-cari masalah (sebenarnya tidak ada, tetapi seolah-olah ada masalah). Dengan kata lain, peneliti menemukan masalah yang terjadi di dalam pembelajaran di kelas, kemudian dia mencari treatment-nya, yang sesuai dengan masalah dan kondisi kelas yang dihadapi.

Treatment yang diajukan ditawarkan kepada guru kelas yang menjadi subjek penelitian supaya guru tersebut berkenan mengimplementasikan obat peneliti dalam rangka mengatasi masalah kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas tersebut. Setelah terdapat kerja sama (kolaborasi) yang apik antara peneliti dan guru, tidak lupa peneliti memeriksa perangkat pembelajaran yang dipedomani guru, barulah peneliti membuat proposal PTK-nya.

Proposal PTK yang sudah matang ditindaklanjuti dengan penelitian yang melewati beberapa proses. Proses ini acap dikenal sebagai siklus. Siklus terdiri dari langkah prasiklus dan siklus. Prasiklus dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran awal tingkat masalah yang dihadapi peneliti. Dengan kata lain, peneliti memerlukan kondisi mentah awal untuk memastikan bahwa masalah memang benar-benar terjadi dan diyakini bahwa solusinya sangat pas untuk mengatasi masalah.

Permasalahan yang seringkali didapati dalam PTK, sebagaimana dinyatakan oleh jamak dosen kami, adalah kebaruan (inovasi) solusi pemecahan masalah yang diangkat peneliti. Banyak sekali PTK-PTK dengan napas yang hampir serupa, meskipun tak sama. Dikatakan tidak sama karena memang salah satunya, misalnya tempat penelitian, tidak sama. Akan tetapi, metode-metode yang digunakan cenderung yang itu-itu. Perlu kiranya peneliti di bidang pendidikan lebih kreatif lagi ketika mengembangkan penelitian berbasis tindakan ini.

Saya pribadi belum pernah membaca secara utuh, dari awal hingga akhir, contoh PTK yang sudah jadi. Bagi saya, PTK terlalu rumit, meskipun tidak sedikit rekan-rekan saya menyatakan bahwa PTK itu sangatlah mudah. Sekarang, saya sedang giat-giatnya mencari ragam penelitian kependidikan ini yang kiranya dapat dijadikan contoh, sekaligus mungkin dirujuk sebagai penelitian yang relevan. Saya berusaha untuk tetap menjaga etika, untuk selalu menghindari plagiasi.

Semoga Allah Memudahkan siapa pun peneliti muslim yang sedang menyusun PTK di Indonesia. Rasanya, perlu lebih banyak digaungkan keinovatifan penelitian jenis ini sebagai salah satu batu dorongan memajukan pendidikan di Tanah Air.