Ibrah dari Pitching
Diterbitkan pada dalam Blog.
Segala puji bagi Allah yang telah Mengizinkan kami untuk bertemu dengan para penggawa pemodal ventura (venture capitalist), yang telah menginkubasi—bahkan mengakselerasi—beberapa startup keren Tanah Air. Pertemuan tersebut diselenggarakan di salah satu hotel di Solo.
Beberapa orang peserta berpresentasi di depan bapak-bapak dari pemodal ventura beserta afiliasi. Di acara ini pun, hadir perwakilan dari Kementerian Informasi dan Komunikasi Pemerintah Kota Surakarta, sekaligus menyampaikan salam dari Pak Joko Widodo–Walikota Surakarta–karena ketidakhadiran beliau dalam acara ini.
Satu demi satu dari kami presentasi. Ternyata banyak hal yang dapat saya petik dari sana. So, we got our punch line there!
Ide saja tidak cukup
Membangun sebuah startup memang diawali dengan sebuah ide. Namun, kalau hanya bermodalkan ide, tentu tidaklah mencukupi. Diperlukan beberapa hal untuk memperkuat ide tersebut. Alangkah baiknya bila ide tersebut telah terealisasi ke dalam produk/fisik nyata yang dapat dijalankan secara operasional.
Berikut dapat dijadikan contoh kasus: jika kita punya ide membangun startup yang melayani perjalanan/liburan (travel) dan mengakomodasi kebutuhan tersebut ke dalam wujud layanan web, tentu sedapat mungkin kita telah merintis webnya. Mungkin masih offline di dalam laptop (contoh: jika berbasis WordPress, dapat diinstal secara localhost dengan menggunakan XAMPP–atau front-end engine PHP lainnya–di sembarang distribusi Linux) atau kecil-kecilan sudah dirangkai pada hosting gratisan, tetapi itu lebih baik daripada tidak ada produk yang dapat diperlihatkan sama sekali.
Jangan berharap produk rintisan tersebut langsung memperoleh label sempurna (tampilan bagus, nge-flow, dapat digunakan untuk peranti komputer ataupun smartphone, ringan atau responsif ketika digunakan). Mustahil.
Tidak mungkin tidak ada cacat sama sekali. Nah, dari cacat-cacat yang ada, plus masukan dan saran dari yang lain (terutama para senior atau pemodal ventura bila sudah di-pitching-kan di depan mereka), kita perbaiki dan tambal secara bertahap. Semua butuh proses, Teman, semua perlu waktu. Tidak ada yang instan.
Jangan sendirian!
Lebih baik bila memiliki rekanan atau partner yang memiliki visi dan misi yang selaras dengan kita. Mungkin tidak sama visi-misi, tetapi melengkapi atau mendukung salah satu bagian, yang sekiranya dapat membantu dan dapat diajak bekerja sama (berkolaborasi).
Menjadi one man show memang tampak keren. Namun, hal ini sungguh berbahaya bila diparadigmakan oleh para pendiri startup. Tidak mungkin kita dapat melakukan sesuatu tanpa kehadiran yang lain. Tentu diperlukan pihak-pihak di luar diri kita ketika mengeksekusinya. Hal yang paling minimal adalah tidak mungkin kita dapat melakukan banyak hal di dunia ini bila tanpa Izin Allah semata.
Barangkali, minimal dua orang sudah mencukupi: Anda dan seorang teman. Setidaknya, apabila ada teman, ada pihak yang dapat diajak berpikir. Kemampuan pikiran di dalam otak kita sangat berbatas, Teman.
Don’t talk about money-shared at the first sight
Sungguh menggelikan, apabila kita baru awal-awal atau bahkan pertama kali bertemua para pemodal ventura, kita sudah membicarakan uang dan/atau bagi hasil. Ujung-ujungnya uang adalah keniscayaan, toh kita menginisiasi startup memang untuk membangun sebuah usaha yang profitable.
Konsep atau niat awal yang baik dari mendirikan startup adalah bukan hanya dengan monetisasi. Monetisasi memang penting sebab dari mana datangnya profit kalau tidak melalui monetisasi, apalagi bila kita membangunnya tidak sendirian (ada banyak pihak yang urun serta dengan bisnis kita, bahkan mungkin ada investor yang berkenan menyuntikkan dana sokongan untuk mendukung progress startup kita). Namun, sekali lagi, jangan disampaikan di ‘pendahuluan’.
Hal tersebut dikhawatirkan bisa jadi akan menggiring prasangka yang entahlah di mata para bakal calon pemodal ventura. Profit memang mesti, uang memang penting, tetapi lebih baik kita menekankan pada produk yang bertujuan. Tujuan dari produk yang kita tawarkan harus jelas, lebih-lebih berfaedah. Lebih mantap lagi bila tujuan dari didirikannya startup kita adalah untuk memecahkan masalah (solving a problem).
Market share, market size
Produk kita memiliki sasaran pengguna unique yang jelas dan terarah. Perlu diklasifikasikan dan difokuskan siapa saja yang akan menggunakan produk kita. Belum perlu muluk agar produk kita dapat digunakan semua kalangan, semua umur, semua kebutuhan, dan sebagainya. Lha wong sekelas Facebook yang teramat bebas digunakan saja memiliki code of conduct sendiri. Lean it!
Bagaimana ke depan?
Tidak dimungkiri bahwa, insya Allah, akan bermunculan banyak layanan berbasis internet, baik dalam versi desktop maupun mobile. Pasar iOS dan Android makin meluas, toko aplikasi keduanya makin ramai, kompetisi pun makin ketat. Jika dapat, kejar-lah, nimbrung-lah di dalamnya. Terutama jika kita melihat pada ranah mobile yang memaksimalkan layanan internet.
Mengapa mobile? Sekarang saja, BlackBerry dan iPad saja makin digandrungi, bagaimana dengan pengembangan teknologi selanjutnya ke depan, tentu lebih meriah lagi–entah betapa dan bagaimana realisasinya. Orang lebih suka pegang ponsel atau gadget, inilah salah satu potensi yang perlu dibidik.
Jangan ditundah lagi!
Sudah ada ide, produk, dan jelas bakal calon user kita? Bersegera untuk mengekseskusinya!
Ide itu banyak, bahkan menyambar-sambar, tetapi pihak yang dapat mengeksekusinya dengan baiklah yang berhak atas ide tersebut. Kurangilah melamun, realisasikanlah ide-ide (meskipun baru coding awal, atau sekadar corat-coret sketsa antarmuka aplikasi yang akan digarap)!
Ikutilah serbaneka perhelatan startup. Bawalah kartu nama Anda, bertukarlah dengan santun (sila googling tata cara bertukar kartu nama a la orang Jepang yang telah banyak diadaptasi)! Bertukar kartu nama adalah tradisi yang telah lama di dunia korporasi. Belum siap dengan kartu nama? Bukan masalah. Paling tidak, Anda mengumpulkan banyak kartu nama dari pihak-pihak beken yang hadir di dalam perhelatan. Lekas-lekaslah memperoleh kartu nama/kontak mereka sebab, “Waktu akan begitu cepat berlalu.”
Semoga bermanfaat. Sukses selalu!