Latif Anshori Kurniawan

Kesempatan Mengajar BIPA bagi Guru-guru SMA

Diterbitkan pada dalam Blog.

Luar biasa sekali memperoleh kesempatan bersemuka mahasiswa asing di kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Mahasiswa (tepatnya mahasiswi) asing tersebut berasal dari Prancis. Sedikit pengetahuan saya tentang bahasa Prancis, tetapi dapat dijadikan bahan candaan dengan mereka. Luar biasanya lagi ternyata mereka kurang familiar dengan bahasa Inggris, sebuah tantangan tersendiri.

Saya pun, dipandu Bu Ani Rakhmawati, bercuap-cuap dengan mereka. Saya masih kesulitan, sama sekali belum dapat menguasai keadaan. Mengenalkan satu-dua kata tidaklah mudah, perlu didukung dengan keberanian dan contoh-contoh yang berlimpah. Saya pun terbantu dengan buku-buku pendamping mata pelajaran Bahasa Indonesia, juga Lembar Kerja Siswa (LKS), tidak lupa buku-buku materi Bahasa Indonesia ketika saya sempat mengambil les mata pelajaran ketika sekolah dulu.

Buku-buku mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa SMA sangatlah mudah dipahami. Sempat ingin mengajari mahasiswi Prancis tersebut dengan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk anak SD, tetapi saya tidak bergeming dan tetap mencoba mengetengahkan materi-materi Bahasa Indonesia bagi siswa SMA. Hasilnya, cukup baik. Materi perkenalan kelas X juga dapat dipahami. Bu Ani menandaskan pada aspek komunikasi yang baik yang perlu terus ditingkatkan oleh saya yang masih blekak-blekuk ini.

Saya pun berkesimpulan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk anak SMA sudah sesuai untuk materi BIPA. Rasanya, materi yang ada cukup untuk membantu guru-guru mata pelajaran Bahasa Indonesia mengajar BIPA. Mungkin belum banyak guru-guru SMA yang mengetahui hal ini, tetapi bukan tidak mungkin kesempatan mengajar BIPA justru sangat terbuka bagi guru-guru SMA daripada bagi dosen. Justru dosen, melalui perguruan tinggi, dapat melayani pelatihan bagi guru-guru tersebut yang ingin mengajar BIPA. Syukur guru-guru tersebut juga telah bergelar magister (S-2) tentu lebih membantu mereka dalam hal, salah satunya, karier profesionalitas.

Saya percaya guru-guru SMA mampu melakukan hal ini. Hal ini senapas dengan apa yang terjadi di luar negeri. Kursus-kursus bahasa lokal (asing) yang diselengarakan ternyata memang didukung oleh tenaga-tenaga pengajar profesional dari kalangan guru, terkhusus guru-guru di SMA atau college. Dosen-dosen dapat mengajari mahasiswa calon pengajar BIPA lebih terampil lagi. Diharapkan banyak guru-guru SMA mengambil kesempatan mengajar BIPA di kemudian hari.