Latif Anshori Kurniawan

Apa Kabar, WordPress?

Diterbitkan pada dalam Blog.

Aktivitas mengeblog (blogging) tidak dapat dilepaskan dengan keberadaan teknologi yang menggawanginya. Salah satu produk teknologi, dalam wujud peranti lunak (software), yang mewadahi (platform) ini dikenal dengan istilah content management system (CMS). Sejak sebelum marak media sosial dewasa ini, produk-produk CMS telah banyak dilahirkan, di antaranya: WordPress, Joomla, Drupal, dan lain-lain.

Salah satu CMS untuk wadah mengeblog yang teramat populer adalah WordPress. Sebagaimana telah jamak diketahui, WordPress (tolong disaksamai penulisannya: WordPress, WordPress.com, dan WordPress.org, ketiganya tampak serupa, tetapi “berbeda”) adalah peranti lunak untuk mengeblog (blogging) berbasis kode pengembangan sumber terbuka (diringkas sebagai istilah sumber terbuka atau dikenal sebagai open source dalam konteks bahasa Inggris).

Kerena sifat pengembangannya yang terbuka tersebut, siapa pun dapat memasangnya (menginstalnya) pada peladen (server). Automattic, sponsor proyek WordPress, juga menawarkan wadah (platform) layanan dirumahkan (di-host, di-hosting) penuh melalui WordPress.com. Ternyata, layanan ini telah banyak yang menggunakan, seperti CNN, Times, TechCrunch, dan banyak perusahaan raksaa lainnya.

WordPress merupakan basis atau wadah (platform) blog ini. WordPress yang digunakan merupakan produk tersendiri (dari WordPress.org), jadi blog kami ini bukan merupakan bagian dari WordPress.com. Dengan kata lain, rumahannya (hosting-nya) dan domain tidak berkait langsung dengan (tidak memanfaatkan) layanan WordPress.com secara langsung—tetapi kini terdapat Jetpack yang memfasilitasi pengguna yang ingin merasakan sensasi integratif antara WordPress.com dan WordPress yang di-host mandiri. Oleh karena itu, kode sumber WordPress untuk blog ini masih merunut dari WordPress.org. Kalau dulu, versi WordPress.org lebih open source daripada WordPress.com. Sekarang, kebijakan telah diubah, WordPress.com pun telah di-open-source-kan.

WordPress.com Menjadi Open Source
Matt Mullenweg, pendiri dan pemimpin Automattic, pada 23 November 2015, mengumumkan bahwa timnya telah membangun ulang WordPress.com dari awal. Perusahaan ini juga mengenalkan proyek baru yang disebut dengan Calypso. Proyek ini menginisiasi pemigrasian basis kode lama ke pengembangan teknologi modern, salah satunya selaik JavaScript. WordPress.com telah dipermak ulang, terutama basis kodenya yang semula berbasis PHP dimigrasikan ke JavaScript.

Automattic merilis kode WordPress.com sebagai produk open source sehingga dapat dibaca dan dipelajari lebih leluasai oleh siapa pun. Dengan kata lain, baik WordPress.org maupun WordPress.com, kode pengembangan keduanya kini lebih longgar dan dinaungi salah satu bendera lisensi terbuka, yaitu lisensi GPL versi 2. Tidak hanya itu, WordPress sekarang dapat diakses melalui destop, terutama pada sistem operasi komputer Mac (OS X).

Clifford dan Twenty Sixteen
WordPress terbaru (dari WordPress.org) telah memasuki versi 4.4. Versi dengan nama kode Clifford ini diorientasikan untuk fleksibilitas pada serbaneka wadah (platform) yang digunakan, baik melalui ponsel, sabak digital (tablet), maupun komputer. Di samping itu, diumumkan juga tema tampilan baru karya tim Automattic, yakni Twenty Sixteen.

Berbicara mengenai tema tampilan Twenty Sixteen (T-16), mengingatkan pada tema sebelumnya, yaitu Twenty Fifteen (T-15). Menurut hemat saya, T-15 tampak lebih sederhana dan elegan bila dikomparasikan dengan T-16. Barangkali, ini memang soal selera. Sejatinya, kustomisasi dan pengaturan di sana-sini dapat dikonfigurasikan sedimikian rupa. Namun, secara asali, keduanya berbeda.

Saya pribadi masih ingin menggunakan tema karya Andres Noren ini. Karya Noren lebih dinamis dan elegan untuk dikonfigurasi. Soal dukungan bahasa Indonesia, lebih fleksibel juga, apalagi memang teknologi WordPress terkini mendukung ketersediaan multibahasa. Hal ini ditambah dengan keberadaan Jetpack yang membawa kekayaan fitur WordPress.com dan memanjakan pengguna untuk bereksplorasi.

Apakah Anda juga menggunakan WordPress? Bagaimana kesan Anda ihwal peranti CMS open source ini? Mengapa Anda masih setia menggunakannya? Lalu, bagaimana dampak WordPress bagi perkembangan teknologi, terutama teknologi web, kekinian? Saya tunggu respons Anda.

Pembaruan (Jumat, 18 Desember 2015)
Auttomatic mengumumkan telah merilis klien destop untuk WordPress.com versi Linux, yang juga dikenal sebagai Calypso. Di samping itu, semua kode di balik klien destop (dibangun dengan Electron) telah tersedia versi terbukanya (open source).