OpenBSD
Diterbitkan pada dalam Blog.
Kala mula belajar komputer dulu, di samping berkomputasi dengan Linux, sempat berkelana pula dengan beberapa sistem operasi komputer dari keluarga Unix BSD. Salah satunya adalah OpenBSD. Hingga kini, masih salut dengan beberapa pihak yang masih setia menggunakan OpenBSD atau keluarga *BSD lainnya (selaik FreeBSD, NetBSD, dan lainnya) untuk mendukung aktivitas berkomputasi destop sehari-hari mereka.
Awal ber-OpenBSD disebabkan ketertarikan pada fokus pengembangannya, dipimpin oleh Theo de Raadt, pada keamanan. Di samping aspek keamanan yang diperhatikan, dokumentasinya pun teramat hati-hati untuk dirilis dan tersusun rapi. Tidak heran bila Tim OpenBSD menggaungkan kepercayaan diri sebagai sistem operasi komputer teraman di dunia pada laman web utama mereka. Selain aspek keamanan, OpenBSD juga memperhatikan aspek lainnya, yaitu dukungan untuk berjalan di banyak perangkat.
Dukungan agar dapat berjalan pada platform mana pun membuat OpenBSD tidak dapat dipandang sebelah mata, mengingat sistem ini merupakan derivative (turunan, varian) dari NetBSD. Mm, sebenarnya, saya merasa kurang nyaman dengan diksi turunan karena OpenBSD dikembangkan beriringan dengan pengembangan NetBSD pada awal-awal kelahirannya dulu. Basisnya memang menggunakan NetBSD, tetapi tidak diturunkan. Memang ada modifikasi dari sistem NetBSD sebelumnya, tetapi sekadar tujuan pengembangannya yang selanjutnya berbeda.
Sebagaimana diketahui, Theo de Raadt merupakan punggawa NetBSD sebelumnya. Sebelum kelahiran OpenBSD kala itu, terjadi perbedaan pendapat antara beliau dan Tim NetBSD lainnya perihal arah tujuan pengembangan selanjutnya. Pada muara akhirnya, beliau pun memutuskan untuk bermigrasi dari proyek NetBSD ke proyek yang beliau inisiasi sendiri, yaitu OpenBSD.
NetBSD merupakan salah satu keluarga BSD yang berfokus pada bagaimana sistem komputer Unix BSD dapat berjalan di serbaneka (tidak hanya pelbagai) platform atau mesin komputasi. Dengan kata lain, baik pada perangkat komputasi yang teramat sederhana hingga superkomputer untuk riset yang penuh kompleksitas, NetBSD dapat berjalan tanpa banyak gangguan karena kompatibilitasnya dengan perangkat keras apa pun yang teramat baik. Perihal NetBSD, di samping tentu saja FreeBSD dan OpenBSD, serta keluarga BSD lainnya, dapat Anda tengok di BSD.org.
Kembali lagi pada turunan NetBSD, yaitu OpenBSD. Kita lanjutkan….
Komunitas OpenBSD Indonesia
Komunitas OpenBSD di Indonesia pun, kala itu, masih sangat solid dan kuat. Saya banyak belajar dari para suhu di OpenBSD Indonesia (id-openbsd, salah satu nama grup di Yahoo! Groups). Masih ingat betul beberapa pihak, bahkan tokoh teknologi informasi (TI) Indonesia, merupakan penggalak OpenBSD di Indonesia, selaik Pak Jim Geovedi—tinggal di Inggris (Britania) sekarang dan lainnya. Di samping itu, terdapat pula buku perihal OpenBSD dalam bahasa Indonesia—yang ditulis oleh Rahmat Rafiudin dan diterbitkan oleh Penerbit Andy Yogyakarta.
Saya pribadi tidak terlalu berfokus menggunakan OpenBSD pada ranah destop. Nah, ini yang acap dikisahkan para pengguna sistem keluarga BSD pada umumnya, yaitu kekurangan pembaruan peranti, terutama peranti lingkungan destop (selaik KDE, Gnome, MATE, Cinnamon, dan lain-lain), sebagaimana jamak disematkan secara asali di beberapa distribusi Linux populer.
Alhamdulillah, dokumentasi cukup lengkap untuk OpenBSD sehingga cukup mudah untuk memasang dan mengonfigurasi serbaneka kebutuhan pengguna. Hal ini senada dengan FreeBSD yang terdokumentasi dengan baik—juga NetBSD atau *BSD lainnya.
Baik OpenBSD maupun FreeBSD, keduanya dapat diatur agar berlingkungan destop cantik dan elegan. Sedikit berbeda dengan OpenBSD, jamak didapati memang lebih mudah mengoprek lingkungan destop FreeBSD. Namun, bukan berarti, pada OpenBSD, hal tersebut tidak dapat dilakukan. Anda pun tetap dapat mempercantik destop OpenBSD Anda dengan salah satu syarat mudahnya, yaitu: bersabar. Memang diakui bahwa dukungan lumbung peranti—dalam wujud ports—di FreeBSD lebih banyak daripada OpenBSD (atau pembaruan peranti terkini di OpenBSD tidak selekas FreeBSD, bahkan Linux), tetapi bukan hal mustahil untuk dilakukan—there is always a way out.
Memang dukungan ports untuk OpenBSD tidak sebanyak FreeBSD. Hal ini karena tidak semua peranti terperiksa kodenya, terutama pada sisi stabilitas keamanan dan reliabilitas sistemnya ketika digunakan. Belum berbicara perihal kesahihan dokumentasinya. Benar-benar ketat berhati-hati. Sekali lagi, fokus OpenBSD adalah pada sekuritas dan kestabilan sistem, jadi jamak developer-nya tidak terlalu khawatir atas dukungan peranti (melalui ports) yang sedikit.
Alhamdulillah, dunia open source yang teramat luas sehingga memberikan begitu banyak pilihan untuk kita, termasuk salah satunya adalah memilih OpenBSD sebagai basis/dasar sistem operasi untuk menunjang kebutuhan berkomputasi harian Anda. Give it a try!
Pernahkah atau masihkah Anda menggunakan OpenBSD? Mari berbagi cerita!