Kala Jurnal Belum Terindeks Google Scholar
Diterbitkan pada dalam Blog.
Sudah menjadi tuntutan bagi setiap akademisi dan/atau peneliti dengan mempercayakan artikel ilmiah mereka untuk diterbitkan oleh penyedia layanan jurnal yang ada. Tidak sedikit yang berharap bahwa jurnal yang dituju telah terindeksi beberapa layanan pengindeks jurnal daring (online) ternama dunia, salah satunya adalah Google Scholar (atau Google Cendekia dalam bahasa Indonesia).
Google Scholar (GS) merupakan salah mesin pencari yang dirancang oleh Google untuk mengakomodasi kebutuhan sumber pustaka ilmiah yang kiranya memudahkan bagi ilmuwan untuk saling menyitasi (sitasi, citation). GS menelusuri sumber-sumber (resources) pelbagai disiplin ilmu dalam wujud literatur ilmiah. Walaupun GS memiliki algoritme pencarian a la Google sendiri (dengan kata lain, didesain secara mandiri), faktanya, fondasi mesin GS menyelami banyak basis data (database) dari pelbagai platform penyedia hasil riset atau penelitian ilmiah secara global. GS tidak hanya mencarikan rujukan artikel dalam bahasa Inggris, tetapi juga dalam bahasa mana pun, tidak terkecuali bahasa Indonesia.
Beberapa sumber pustaka akademik yang telah terdaringkan di dunia maya selekasnya dimungkinkan dapat dijelajahi melalui GS. Untuk hal ini, sumber-sumber yang dapat diakses tersebut mesti bersifat terbuka (open-access). Kalau penerbit jurnal menerapkan proteksi atau menyediakan konten secara tertutup (close-access), tentu GS tidaklah mudah mendeteksi keberadaan penerbit tersebut beserta konten yang dimilikinya.
Artikel yang tersedia secara terbuka biasanya tersaji (ditayangkan, dipos) secara daring dan tersedia bebas (bebas didistribusikan kembali atau free, bahkan tidak dipungut biaya sama sekali). Walaupun demikian, terdapat beberapa ketentuan yang perlu dicermati bila mendapati penerbit menerapkan open-access, bagaimanakah penerbit jurnal tersebut ‘membuka’ konten-kontennya agar dapat diakses, apakah boleh didistribusikan kembali atau tidak, dan/atau bagaimana keterangan tambahan/pendamping mengenai ketentuan open-access yang diberlakukan (apakah menggunakan lisensi Creative Commons atau MIT License, versi atau nomor berapa, dan bagainya).
GS acap menjadi acuan. Apabila jurnal dan/atau artikel ilmiah yang telah diterbitkan dan diunggah secara daring oleh penerbit belum ‘terbaca’ oleh GS, bertubi-tubi kegelisahan pun menghampiri ketua pengelola, administrator, atau pihak yang berwenang di balik layar penerbit jurnal tersebut. Hal ini bukan tanpa sebab. Jamak artikel yang diunggah, selain agar dapat difaedahi khalayak ramai, apabila telah terindeks oleh GS, hal ini menjadi salah satu syarat kepercayaan tersendiri bagi penulis/peneliti/akademisi. Dengan kata lain, mereka tidak perlu mempertanyakan lagi atau merasa was-was perihal eksistensi penerbit jurnal yang telah terindeks oleh GS. Memang hal ini belum tentu menjadi tolok ukur yang pasti, tetapi setidaknya GS tidak sembarangan dalam mengindeks jurnal-jurnal dari yang ada. GS pun menjadi acuan penilaian, terlebih mereka memiliki ukuran indeksisasi h-index.
GS telah jamak mengindeks ratusan ribu platform pengindeks selainnya. Logikanya, GS dikreasi oleh Google, fondasi dasar GS adalah mesin pencari Google. Secara langsung ataupun tidak, GS adalah Google Search yang dikustomisasi sedemikian rupa untuk menjaring para penyedia basis data jurnal daring. Walaupun tidak selalu terindeks otomatis oleh GS, yang pokok adalah para penerbit jurnal telah berupaya mendaringkan konten-konten mereka, tinggal menunggu untuk teridentifikasi GS.
Jamak jurnal ilmiah yang bertebaran di dunia ini telah memiliki ISSN, baik cetak (p-ISSN) maupun elektronik (e-ISSN). Di Indonesia, penerbit ISSN yang dipercaya oleh pemerintah adalah PDII LIPI Bandung. Jurnal ber-ISSN tersebut pun didaringkan sedemikian rupa, bahkan dapat ditelusur kode batangnya (barcode-nya) melalui mesin pencari Google (standar, bukan khusus GS). Namun, realitanya, ada kala jurnal atau artikel yang diinginkan belum terindeks GS. Atau, barangkali sudah tampak melalui hasil luaran pencarian di GS, tetapi belum tersinkronisasi secara tepat per item artikel lengkap dengan perinciannya.
Barangkali, perlu kiranya penulis/peneliti artikel mendata secara mandiri (manual) ihwal artikel ilmiahnya yang telah didaringkan. Metode ini telah umum diketahui, penulis menambahkan keterangan atau informasi secara manual ke dalam daftar artikel yang terdapat pada laman akun profil GS-nya.
Perlu berhati-hati dalam mengentri beberapa ruas informasi yang diperlukan ketika menambahkan senarai baru. Tidak perlu terperinci, asal beberapa hal pokok disebutkan secara tepat, selaik: judul artikel, nama penulis, nama dan nomor/versi/volume jurnal, halaman (bila memungkinkan), dan beberapa hal lain yang diperlukan. Sekali lagi, saya rasa jamak pemilik akun GS telah mengetahui hal ini.
Yang tidak kalah penting adalah penerbit jurnal perlu mengupayakan beberapa hal bila masih didapati bahwa jurnalnya belum terbaca dan terindeks dengan baik oleh GS. Barangkali, administratro telah mendaringkan jurnalnya, tetapi belum menyangkut juga di GS. “Banyak jalan menuju Makkah,” ada beberapa hal yang perlu dilakukan.
Mengisi Formulir Permohonan Pengindeksan
Google menyediakan opsi bagi administrator atau pengelola jurnal untuk mengajukan permohonan atau permintaan agar jurnalnya dimuat di GS. Hal ini pun mudah dilakukan, admnistrator jurnal cukup menuju ke laman berikut ini: http://google.com/support/scholar/bin/request.py.
Bagi Anda yang terbiasa dengan dunia bahasa pemrograman, ternyata borang isian yang disediakan dibuat dalam berkas pemrograman Python, ya. Lama tidak menyentuh Python, tidak dimungkiri mengingatkan kala awal-awal belajar programming, semoga tidak terlupa.
Terdapat beberapa ruas yang perlu diisi di formulir request tersebut, sila isi sesuai kebutuhan, mohon diupayakan tidak terjadi keliru ketik informasi yang di-input-kan. Apabila sudah dirasa cukup, sila klik [Submit]. Sekali lagi, elok sila baca berulang kali sebelum di-submit.
Apabila ada masalah dari alamat laman (atau URL) di atas, Anda dapat memanfaatkan URL berikut: https://scholar.google.ca/intl/en/scholar/inclusion.html#indexing). Dapat pula memanfaatkan yang ini: https://partnerdash.google.com/partnerdash/d/scholarinclusions?rd=1#p:id=new.
Ada sebagian pihak menyarankan untuk bereksperimen secara mandiri, mungkin dengan mencoba memasukkan kueri secara manual, dengan memodifikasi URL GS.
http://scholar.google.com/scholar?q=site%3A(diikuti alamat arsip PDF jurnal Anda tanpa disertai tanda kurung)
Hal tersebut hanyalah coba-coba ubah URL, tiada jaminan akan untuk mengindeks atau mendongkrak PDF jurnal daring Anda. Masih ada cara lain tentunya, salah satu cara ‘ampuh’, yaitu dengan menghubungi Tim GS secara langsung melalui surel: scholar-publisherATgoogle.com. Namun, masih belum jaminan juga meskipun saya mengatakan ‘ampuh’. Omong-omong, apabila Anda ingin menghubungi Google, pada/untuk serbaneka layanan mereka, sila merujuk laman ini.
Barangkali, Anda ingin mengaktivasi “Library Links” dari basis data platform Anda di GS (salah satu faedahnya adalah Anda dapat mengakses artikel secara spesifik yang tersedia di koleksi pustaka yang dientrikan). Hal ini dapat dilakukan melalui menu “Scholar Settings“, lalu klik “Library Links“.
Tulis, misalnya, “College of Europe” pada kotak pencarian “Show library access links for (choose up to five libraries)“. Klik pada “Find Library“, lalu pilih “College of Europe – College of Europe Access“. Klik simpan dengan mengeklik Save, sila mulai mencari artikel. Mudah, bukan?
Pada layanan komunitas pengembangan perangkat lunak sumber-terbuka (open-source) pun, ihwal jurnal ilmiah dan GS, tidak luput disinggung, di antaranya di Sourceforge dan GitHub. Hei, Google sangat peduli sumber-terbuka, bahkan teknologi di balik GS mereka pun tidak lepas dari topangan teknologi berbasis sumber-terbuka. Serius!
Demikian dari saya, semoga dapat membantu. Tentu saja, ketika mengikhtiarkan banyak hal agar platform jurnal Anda terbit, ada saja serbaneka hal/masalah yang akan menghinggapi. Hadapi!
Tidak kalah penting untuk dibaca:
– “Evaluation based on scientific publishing: Google Scholar“, University of Oulu.
– “Ingenta Connect Platform Integrates Google Scholar’s Campus Activated Subscriber Access“, NFAIS.
Semoga berfaedah!