Latif Anshori Kurniawan

MCA Bukanlah Islam

Diterbitkan pada dalam Blog.

Beberapa waktu terkini, terkuak sindikat/kelompok yang mengatasnamakan Muslim Cyber Army (MCA). MCA merupakan organisasi maya tidak resmi yang telah ditetapkan aparat penegak hukum sebagai sumber petaka informasi negatif belakangan ini. Di antara konsepsi mereka, seperti banyak kelompok serupa sebelum-sebelumnya, adalah menyebarkan warta meresahkan kepada masyarakat, selaik membagikan aneka wacana cibiran atas aib-aib pemerintah, menghasut khalayak untuk membenci nonmuslim secara terbuka, dan keburukan lainnya.

Nama MCA yang mengandung unsur kosakata ‘muslim’ tidak mewakili sama sekali esensi kaum muslim. Apalagi, pelbagai aktivitas mereka jamak mengandung nilai-nilai yang tidak terdapat dalam Islam, bahkan mereka cenderung condong pada pemikiran takfiri (pihak-pihak yang bermudah-mudah dalam mengafirkan sesama muslim). Sungguh tidak jauh berbeda dengan kaum Khawarij, yang tega ‘membunuh’ sesama muslim, baik fisik maupun nonfisik, yang gemar ‘memberontak’ kepada pemerintah sekalipun berdemontrasi di jalanan dengan pelbagai aksi yang manasuka.

MCA dengan mudah mencibir pemerintah di dunia maya, merongrong kewibawaan pemerintah sehingga masyarakat pun kian resah dan gelisah. Mereka sama sekali tidak mewakili Islam dan kaum muslimin. Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan kita agar taat pada pemerintah? Bukankah para ulama terdahulu mengingatkan kita agar tidak membicarakan aib-aib pemerintah? Apalagi, jamak aparatur kepemerintahan masih bagian dari kaum muslimin. Kalaupun nonmuslim, lantaran tinggal di tengah masyarakat Islam, mereka tetap dilindungi kemaslahatan perikehidupannya oleh kaum muslimin dan dilarang sedikit pun menyakiti mereka.

Hal lumrah memang bila beberapa pihak mengaitkan kehadiran MCA tidak jauh dari semacam Saracen dan sejenis lainnya. Mayoritas tidak dapat dilepaskan dari nuansa perpolitikan yang ada.

Sudah menjadi rahasia umum kaum muslimin di Indonesia yang jamak telah mengetahui persona/kelompok mana saja yang seolah mengaku membela kaum muslimin (mengatasnamakan Islam), tetapi hakikat ujung-ujungnya sekadar soal kepentingan politik—dan seolah bijak mengatur negara. Bukan hal tabu lagi bila ada sebagian mereka diketahui lebih keras perlawanannya kepada pemerintah Indonesia dan kepada sesama umat Islam (yang dianggap tidak sejalan dengan mereka). Pemerintah dan sesama muslim saja dilawan, apalagi terhadap Sunnah—wallahul musta‘an.

Isu-isu sejenis MCA bermacam-macam, seolah membela kepentingan umat. Mereka embuskan isu-isu selaik PKI dan Syiah—yang sejatinya keduanya memang berbahaya bagi bangsa dan negara tercinta. Namun, mereka tidak sadar bahwa metodologi yang digunakan serupa dan selaras dengan metode pemikiran komunisme dan penganut agama Syiah—nauzubillah. Alhamdulillah, masyarakat makin cerdas, makin lihai menepis tipu muslihat mereka.

Mari kita bentengi keluarga kita dari bahaya laten semacam MCA atau sejenis lainnya (terlebih yang telah dilarang keberadaannya oleh pemerintah) dengan senantiasa menghasung anggota keluarga kembali belajar prinsip kehidupan (agama Islam) yang sahih, yang penuh rahmat-Nya dan menenangkan. Mari tidak letih untuk senantiasa memantau akses informasi keluarga tercinta dengan membantu mereka dalam menyaring (memfilter) serbaneka konten yang masuk ke dalam ponsel/gawai/peranti yang ada. Mari hiasi rumah-rumah kita dengan kalam Quran dan diperdengarkan Duroos (radioislam.or.id, radio.troid.org). Semoga Allah Membasmi para pengikut Khawarij semacam MCA dan sejenis lainnya—amin.