Latif Anshori Kurniawan

Portal Menulis Daring I

Diterbitkan pada dalam Blog.

Semua serbadaring kekinian. Menikmati tulisan tidak sekadar berbatas melalui media sosial. Jamak para jurnalis dan perusahaan media skala besar pun tidak abai atas sarana daring yang tersedia. Tidak hanya mereka, siapapun dapat menuangkan ide-idenya dalah rupa tulisan secara daring di manapun, salah satunya pada wadah (platform, atau portal [?]) menulis daring.

Saya masih belum menemukan padanan yang pas untuk platform. Acap mendapati istilah tersebut pada ranah teknologi informasi, tidak begitu leluasa untuk memadankannya dengan wadah atau tempat untuk menampung sesuatu. Namun, lagi-lagi, masih selalu saja, saya memilih wadah alih-alih platform. Wadah di sini memang tidak berbatas pada sesuatu yang dapat mewadahi sesuatu yang lain (seperti bak mandi, ember, gayung, dan seterusnya). Sayang sekali, saya masih nyaman dengan wadah, sekalipun Badan Bahasa belum memutuskan padanan kosakata untuk platform ini.

Blog telah menjadi wadah menulis daring yang populer. Ia bermula dari layanan gratis yang dapat dinikmati oleh tiap individu yang ingin berbagi sesuatu melalui medium tulisan. Platform blog menjadi populer, beriring dengan kelahiran layanan Blogger, WordPress, dan banyak lainnya, yang kemudian tidak selalu identik dengan kata gratis.

Serupa, tetapi tidak sama, tidak mengherankan banyak pihak menjadikan platform blog untuk mempublikasikan banyak ragam tulisan. Tidak sedikit kelompok berkolaborasi mengkreasi sebuah portal guna menampung dan menerbitkan tulisan-tulisan. Pos tulisan tidak sekadar ditulis oleh orang-orang di balik layar portal tersebut, bahkan tidak menutup kemungkinan siapapun berbagi karya bersama mereka dengan mengirim tulisan melalui surel redaksi (biasanya tercantum pada laman ihwal mereka).

Portal menulis mereka tidak selaik Blogger, tidak pula serupa WordPress.com. Mereka tidak menekankan pada layanan pengembangan platform yang mereka bangun mandiri, belum tentu pula sama sekali tidak menggunakan platform sumber-terbuka pihak lain. Namun, portal menulis mereka pun menjadi populer di kalangan warganet kekinian.

Saya tidak akan menyebut mereka di sini, pasti Anda mengetahui lebih banyak, di antara mereka ada Mojok.co, BASABASI.CO, PanaJournal (dari Seno Gumira Ajidarma). Mojok.co adalah portal menulis independen. Portal ini menyajikan tulisan dari berbagai hal, terutama hal-hal yang lebih menggelitik. Begitu pula dengan BASABASI.CO, yang lebih menekankan pada ranah berbagi cerita, rupa cerita manasuka.

Selesai di sini. Anda tidak asing dengan keduanya. Barangkali, jamak orang membilang apa bedanya denan IDNtimes, Malesbanget.com, lalu ini dan itu? Hal ini bersifat subjektif, saya rasa, untuk belajar menulis, Anda tidak dapat memandang sebelah mata pada kedua portal menulis bebas tersebut (Mojok.co dan BASABASI.CO).

Saya pribadi belum pernah menulis pada kedua portal tersebut. Lebih-lebih portal menulis PanaJournal. Barangkali, portal dari sastrawan, sekaligus tokoh budaya, di Indonesia tersebut lebih serius membahas rupa-rupa hal. Namun, tidak keliru bila Anda sempat mencoba mengirim tulisan kepada mereka. Hal ini sebab belum tentu tulisan Anda diterima.

Baik Mojok.co, BASABASI.CO, dan PanaJournal, memang ketiganya dapat menerima tulisan yang dikirimkan oleh pembaca mereka. Namun, tidak ada yang instan di dunia ini, Anda mesti berproses. Tidak sedikit hal yang perlu dilewati. Merangkai kata dalam proses menulis pun belum tentu mudah, hal ini ditambah proses saringan redaksi kala menerima tulisan Anda.

Sekalipun konten tulisan tetaplah Anda yang bertanggung jawab penuh, tetapi redaksi pun berhak memutuskan apakah tulisan Anda memang benar-benar layak dimuat/diterbitkan pada portal mereka. Selaik mengirim pada media luring cetak, bisa jadi Anda perlu mengirim beberapa tulisan berkali-kali. Nan pokok, luruskan niat menulis Anda terlebih dahulu.

Mengapa saya belum, atau barangkali bahkan tidak, mengirim tulisan ke portal menulis daring tersebut? Barangkali, saya pernah memberikan dalihnya. Apabila Anda masih belum puas, sungguh, saya lebih menikmati sebagai silen-reader semata, membenamkan diri sebagai penikmat bacaan. Tulisan-tulisan pada ketiga portal tersebut barangkali mencukupi saya atas bacaan populer yang bersifat duniawiah. Tidak hanya ketiganya, tulisan dari Joss Wibisono juga tidak kalah menarik di Gatholotjo.

Kalau ditengok lebih mendalam, beberapa yang telah saya sebut di atas menyajikan tulisan-tulisan yang berani, sedangkan saya tidaklah demikian. Biar saja menjadi pembaca biasa dan seterusnya masih biasa-biasa saja, alhamdulillah. Selamat menulis!