Kala ‘Open Recruitment’ Menggejala
Diterbitkan pada dalam Blog.
Acap kita mendapati tulisan open recruitment pada poster pengumuman perihal penerimaan atau pendaftaran pegawai/pekerja/peserta/anggota baru dari sebuah organisasi/institusi/lembaga. Biasanya, ia terpampang pada bagian atas poster membersamai konten pengumuman lainnya, yang jamak tidak senada. Dalam arti, konten pengumuman sejatinya dituturkan dalam dominasi bahasa Indonesia, oleh orang Indonesia sebab ditujukan untuk khalayak di Indonesia lainnya. Terlepas konten-konten lainnya yang bisa jadi masih perlu diluruskan, kami berfokus pada diksi open recruitment terlebih dahulu.
Tentu maksud dari pemasang pengumuman, entah berperan sebagai panitia atau tuan rumah penyelenggara, adalah membuka kesempatan bagi siapa pun, yang memenuhi pelbagai persyaratan yang ada, untuk bergabung menjadi keluarga besar organisasi yang mengumumkan. Namun, benarkah penggunaan istilah open recruitment untuk konteks pengumuman yang dituturkan dari dan untuk para penutur bahasa Indonesia?
Wikipedia bahasa Indonesia mengetahkan istilah perekrutan alih-alih open recruitment. Sementara itu, Badan Bahasa agaknya memiliki pandangan yang berbeda ketika mendidefinisikan rekrutmen. Antara Wikipedia dan Badan Bahasa tidak berbenturan dan sejatinya tiada masalah dalam penggunaannya. Lazim kosakata recruitment telah dipahami masyarakat sebagai proses perekrutan (menerima orang-orang baru untuk menjadi bagian keluarga organisasi).
Hanya saja, para pemerhati atau penggemar bahasa Indonesia, agak risih dengan diksi yang keminggris (keinggris-inggrisan) open recruitment. Yang menjadi pokok kegelitikan kami, mengapa mesti menggunakan diksi tersebut?
Kami sudah bosan membahas gejala bahasa tersebut. Hal yang tidak akan habis untuk dibahas bila masih saja belum ada kesadaran kolektif antarpenutur asli (native) bahasa Indonesia. Kalau ditilik dari asal katanya dalam bahasa Inggris, rasanya agak mubazir bila menyandingkan dua kosakata open dan recruitment. Bukankah menggunakan recruiment saja sudah cukup? Jamak orang tentu akan pahami tanpa perlu tambahan kata open.
Kalau menyinyir lebih jauh lagi, bagaimana bila diusulkan diksi opened recruitment? Rasanya lebih pas lagi sebab keterangan makna rekrutmen memang sedang dibuka. Tentu lawannya mesti closed recruitment, ya? He he he.
Adakala proses perekrutan bersanding dengan proses seleksi. Barangkali, hal ini memang dapat saling menggantikan. Bukan rekrutmen lagi, melainkan seleksi, terdapat proses penyeleksian yang (akan) dilakukan. Sejatinya, perekrutan yang dibuka adalah proses menerima orang-orang baru dan disetujui selama sesuai dengan indikator atau kriteria yang diberlakukan. Oleh karena itu, open recruitment, selain dapat diganti dengan diksi perekrutan, dapat pula diganti dengan seleksi? Bisa jadi.
Ternyata, ada rasa lebih bernuansa bahasa Indonesia kental bila kita menggunakan diksi yang lebih Indonesiawi (ah, diksi apa ini, he he), yaitu pemilihan. Mansuka, sih, selaras sifat bahasa. Bebas-bebas saja mau digunakan diksi yang mana.
Tidak perlu berpanjang polemik perihal open recruitment lagi sebab sudah banyak variasi padanan kosakatanya dalam bahasa Indonesia. Terlalu acap bila mesti dibahas pembangunan kesadaran atas bahasa Indonesia–sudah banyak ahli yang berupaya demikian dan tidak berbatas.
Kesadaran penggunaan sejatinya tidak jauh dari kesadaran lantara memiliki, kesadaran untuk peduli, ataupun kesadaran sebab memang senang (jangan bangga dahulu, senang dahulu saja) menuturkannya. Tiada larangan penggunaan istilah asing atau daerah sepanjang sesuai konteks. Hanya saja, perlu ditekankan berlebih untuk lebih jamak dan acap bertutur dalam bahasa Indonesia yang semestinya selaras dengan konteks tuturan. Dengan kata lain, tiada larangan penggunaan istilah asing, apalagi daerah lain–baik dari negeri sendiri maupun dari negeri asing, sepanjang memang tepat digunakan.
Anda berhak dan bebas memilih ingin menggunakan diksi-diksi mana pun. Hanya mungkin Anda berada di manakah sekarang, dan dengan persona siapakah Anda bercakap? He he he.