Bagaimana Atensi Anda atas Sekuriti?
Diterbitkan pada dalam Blog.
“Internet kita tidak aman!” Begitu seloroh seorang tokoh teknologi informasi. Apa yang beliau sampaikan tersebut sepenuhnya tidak salah, tetapi bukan berarti beliau bermaksud memantik kekhawatiran. Tidak aman di sini dimaknai agar kita lebih aware. Pos ini merupakan pos lanjuta—bukan serial—dari sekian pos perihal privasi dan/atau pembahasan keamanan jaringan berkomputasi.
Saya tidak akan pernah letih membahas hal-hal tersebut, sekaligus sebagia pengingat saya sendiri, lebih-lebih dapat berfaedah bagi sesama. Hal-hal itu begitu krusial, tidak dapat dipandang remeh.
Tiada kata terlambat untuk berupaya, berikhtiar semampunya, daripada tidak sama sekali. Ada beberapa hal yang perlu kita saksamai baik-baik ketika berselancar di internet.
Dilarang sembarangan mengeklik pranala
Tidak mudah mengeklik pranala-pranala yang tidak diketahui. Anda perlu curiga dengan beberapa pranala yang tampak tidak biasa. Tidak ada salahnya bila ditelusur terlebih dahulu di dunia maya untuk memastikan bahwa pranala tersebut bukanlah jebakan betmen. Namun, sebagaimana sifat dasar manusia, ada kala khilaf mengeklik pranala yang abu-abu secara tidak sengaja. Untuk mengover hal ini, tidak kalah elok bila VPN Anda diaktifkan, salah satunya dari Private Internet Access.
Data pribadi adalah segalanya
Tidak berbagi informasi privatif di media sosial. Elok berhati-hati dalam berbagi beberapa hal sensitif di dunia maya, terutama pada layanan-layanan yang terbilang baru. Data privatif dapat pelbagai rupa, dari tanggal lahir, nama orang tua, nomor identitas, hingga nomor ponsel pribadi. Anda tetap perlu mengamankan hal-hal pribadi tersebut.
Jangan terlalu sering menggunakan hotspot umum
Tidak bermudah-mudah dalam menggunakan layanan hotpost (spot internet nirkabel) wi-fi, sekalipun gratis. Bukan berarti bahwa penyedia spot gratis di jamak layanan umum adalah berbahaya, tidak selalu demikian. Namun, tiada salahnya bila Anda berhati-hati.
Barangkali, si penyedia menjamin data Anda tetap aman, tidak ada hal apa pun yang dapat diakses dari peranti atau perangkat Anda. Namun, siapa yang dapat menjamin bahwa tiada bahaya mengancam? Tiada jaminan pengguna hotspot lainnya masih peduli dengan Anda. Salah satu upaya mengamankan aktivitas Anda berhotspot ria adalah dengan memanfaatkan DNS 1.1.1.1 dari Cloudflare.
Siapa bilang Microsoft Edge tidak lebih aman daripada peramban web lainnya (meskipun saya memang tidak menggunakannya—he he)? Dengan Safari, Chrome, atau Firefox sekalipun tidak menjamin banyak hal. Setidaknya, di antaranya bersifat terbuka (open-source) dan dipercaya sebagian kalangan atas keandalannya dalam keamanan, salah satunya adalah peramban Tor.
Peramban Tor asalinya berbasis peramban Firefox. Saya yakin Anda tidak sangat asing dengan peramban masyhur ini. Penggunaan peramban Tor adalah untuk kepraktisan. Elok bila mengalokasikan waktu untuk menata mesin Tor agar benar-benar menyatu dengan sistem Anda sehingga lebih optimal. Terima kasih kepada Tobias Mueller sehingga Firefox terbaru Anda terintegrasi dengan fitur-fitur peduli privasi a la peramban Tor.
Sejatinya, peralatan untuk mengamankan diri—sebagai pengguna—ketika berselancar di dunia maya sudah terlalu berlebihan. Anda dapat dengan mudah menemukan dan memanfaatkan serbaneka rupa tools yang disediakan, dari yang paling ringan hingga yang teramat kompleks komersial.
Muara akhirnya tetaplah kembali pada jalan takdir-Nya dari perbuatan persona yang menggunakan. Dengan kata lain, mau apa pun tools-nya, kalau pengguna tidak peduli dengan aspek keamanan, baik kala luring maupun lebih-lebih daring, adalah percuma. Intinya adalah kembali pada kita.