Latif Anshori Kurniawan

Perangkat Lunak Terbuka bagi Mahasiswa

Diterbitkan pada dalam Blog.

Tulisan sebelum pos ini sekadar seri preambul yang ke sekian, yang cenderung bualan motivatif. Kali ini, sedikit lebih teknis. Saya yakin tidak semua mahasiswa berkenan mencoba menggunakan distribusi Linux, atau bahkan keluarga Unix BSD selaik macOS sekalipun. Sekalipun dapat di-dualboot, jamak masih nyaman mengomputasikan sesuatu di lingkungan Windows asli.

Karena sistem operasi BSD/Linux dirasa terlalu berat bila mesti ditanam pada laptop, kita akan bahas beberapa perangkat lunak (software) yang bersifat terbuka (berbasis sumber terbuka atau open-source). Jamak perangkat lunak terbuka amat mudah ditemukan dan diunduh dari laman resmi penyedianya dan tersedia untuk platform Windows.

Tidak semua open-source software adalah ‘gratis’. Seperti yang sudah saya bilang pada pos sebelumnya, ‘gratis’ itu relatif. Variatif. Namun, sekali lagi, jamak mudah diunduh dan dapat langsung dipasang (diinstal) pada sistem … Windows asli Anda. Berikut beberapa di antaranya.

Firefox dari Mozilla
Jamak pengguna internet mengenal peramban web ini. Ada kala pengguna lupa menyematkan nama pengembangnya, yaitu Mozilla—menurut saya, sih. Hal ini tidak kalah penting sebab sebagai kredit apresiatif atas pengembangan yang dilakukan. Ya, Firefox bersifat terbuka. Anda bebas menggunakannya secara ‘gratis’, bebas pula ‘mempelajari’-nya, apalagi bila ada waktu untuk berkontribusi.

Thunderbird dari Mozilla
Lagi-lagi, Mozilla. Mau bagaimana lagi, tim pengembang besar global ini memproduksi beberapa produk open-source tidak hanya Firefox. Salah satu di antaranya adalah Thunderbird. Siapa pun tahu bahwa mengakses surel lebih nyaman menggunakan aplikasi klien tersendiri (terpasang pada peranti) alih-alih mengaksesnya melalui peramban web. Thunderbird pun menjawab kebutuhan klien surel Anda.

VLC
Semestinya, pada laptop Anda, ada satu perangkat lunak pemutar audio-video. Biasanya, sistem operasi populer telah menyediakannya (secara bawaan). Namun, tidak kalah berfaedah Anda dapat memanfaatkan aplikasi pihak ketiga selaik VLC yang tidak kalah populer ini. Yup, pengembangan VLC—berbasis di Prancis—bersifat terbuka pula.

LibreOffice
Apakah Anda terbiasa dengan perangkat lunak perkantoran Office dari Microsoft? Anda akan mendapati hal ‘serupa’ bersama office-suite dari LibreOffice yang sangat open-source ini.

Audacity
Tidak elok rasanya bila Anda menggeluti dunia rekaman audio tidak mengenal Audacity. Software perekam sekaligus pengolah audio ini amat powerful, tidak sedikit para pekerja seni yang memanfaatkannya untuk merekam dan menyunting kualitas berkas audio mereka.

Gimp
Kemahiran menyunting citra foto kekinian agaknya sangat menjanjikan. Pelbagai perangkat lunaknya pun tersedia di dunia maya, lebih-lebih di toko-toko aplikasi sistem peranti gawai populer. Apa pun aplikasinya, nyaris siapa pun tidak ada yang tidak mengenal Photoshop. Sayangnya, ia tidak bersifat open, Anda mesti membeli lisensinya yang tidak dapat dibilang tidak mahal (kecuali barangkali versi software yang dibeli lebih rendah daripada versi terkini). Tenang, ada yang ‘gratis’ (lantaran open-source) dan tidak kalah canggih dengan Photoshop, perkenalkan ia adalah Gimp.

Inkscape
Rasanya perlu ada perangkat lunak menggambar yang tidak kalah dahsyat seperti CorelDraw, dan Anda pun dapat menggunakan perangkat lunak serupa. Ianya lebih gratis, lebih ringan, dan tidak kalah amat mudah dioperasikan. Ia adalah Inkscape. Apabila Inkscape dirasa masih ‘berat’ juga, saya ada alternatif dari komunitas KDE, yaitu Krita.

Blender
Barangkali, Anda memang suka memblender buah-buahan keras, seperti jambu, agar sedikit lumat sehingga lebih mudah untuk dikonsumsi. Blender di sini bukan untuk itu, ia adalah software pengolah citra tiga dimensi (3D) dan sekaligus dapat digunakan untuk menyunting video. Khusus untuk menyunting video, Anda juga dapat mencoba Kdenlive.

Cukup sampai di sini pembahasan kali ini, sekadar pengenalan beberapa perangkat lunak populer yang kiranya dapat menunjang operasional pekerjaan perkantoran pada umumnya. Alhamdulillah, semua yang saya sebut di atas tersedia untuk Windows asli Anda sehingga tidak ada alasan lagi untuk ‘belajar open-source‘. Bukankah mahasiswa adalah agen kemajuan bangsa yang tidak letih untuk belajar?

Saya sarankan, ketika mengunduh installer untuk masing-masing aplikasi/program/software di atas, elok diunduh dari laman resmi pengembangnya. Lantaran jamak di antaranya adalah produk yang barangkali jarang didengar, alhamdulillah, telah lahir bejibun komunitas pengguna masing-masing perangkat lunak di atas, di antaranya tersebar di kanal-kanal media sosial selaik Facebook, atau layanan pesan instan selaik Telegram.

Anda dapat belajar dari kanal-kanal positif tersebut, sekaligus berbagi pengalaman, membantu pengguna yang lain, dan lain sebagainya. Sila tengok-tengok! Selamat berkomunitas, selamat belajar open-source!