Radas LaTeX di Mac
Diterbitkan pada dalam Blog.
Awal mula mengenal TeX/LaTeX adalah saat berkomputasi di Linux. LaTeX merupakan bahasa pemarkah (markup, contoh lain: HTML5) sistem penyiapan (pengkreasi) dokumen untuk typesetting TeX. Kecenderungannya, LaTeX dapat difungsikan untuk membuat teks pada umumnya, baik teks sederhana maupun lebih-lebih teks yang lebih kompleks (dengan grafis, tabel, hingga notasi ilmiah atau formula matematika/statistika). LaTeX merupakan perangkat lunak bebas (free software) dan didistribusikan di bawah lisensi LaTeX Project Public License. Salah satu keunggulan LaTeX yang teramat terasa adalah ia lebih terstruktur sehingga dokumen menjadi lebih rapi. Kerapian format atas struktur yang ada pun berimbas pada beberapa kode markah perlu disematkan.
Apabila dikomparasikan dengan perangkat perkantoran populer, seperti LibreOffice atau Pages (dari Apple), barangkali pembuatan dokumen berbasis LaTeX terkesan rumit. Namun, kerumitan yang ada tidaklah terlalu signifikan, apalagi bila telah terbiasa. Alhamdulillah, banyak perangkat lunak pengelola dokumen LaTeX berbasis grafis front-end dengan antarmuka yang bersahabat, telah banyak tersedia di dunia maya. Jamak di antaranya free dan dikembangkan secara terbuka (open-source)—masyaallah.
LaTeX memang teramat lekat dengan dunia academia sebab pemformatannya yang sangat menjaga konsistensi dokumen. Hal ini tentu sangat membantu karya tulis ilmiah hasil penelitian yang memerlukan konsistensi struktur pada keseluruhan bagian dokumen. Barangkali, LaTeX diinisiasi dan populer di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, tetapi beberapa institusi perguruan tinggi swasta Indonesia pada lebih dari satu dekade terakhir telah memimplementasikan penggunaannya, hanya memang masih kurang populer secara asali (kecuali kebutuhan penerbitan artikel pada jurnal ilmiah internasional—tidak sedikit yang masih memberlakukan hal ini, terutama dari perguruan tinggi yang telah lama berdiri dan ternama—hingga memang diwajibkan oleh dosen kepada mahasiswa). Sebagian pengembang di komunitas open-source, yang tidak sedikit berkecimpung sebagai akademisi, tidak asing dengan LaTeX ini.
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, tidak perlu risau dengan kode-kode bahasa markup LaTeX. Tersedia aplikasi front-end LaTeX yang dapat diunduh di internet. Tiap aplikasi tentu memilik keunggulan dan kekurangan masing-masing, dengan antarmuka peletakkan fitur yang beraneka rupa. Berikut beberapa radas khusus yang kiranya dapat membantu Anda guna mengolah dokumen TeX/LaTeX. Alhamdulillah, masih banyak yang open-source.
Mohon dimaafkan, tulisan ini memang kami spesifikasikan untuk platform Mac (macOS). Namun, sebab sifat aplikasi LaTeX yang terbuka dan gratis, kecenderungannya tersedia lintas platform (cross-platform) sehingga bagi Anda pengguna Linux atau Windows, tidak perlu mengkhawatirkan hal ini. Selain tersaji untuk banyak platform, jamak juga menyajikan fitur-fitur yang tidak kalah bermanfaat, salah satunya konversi dokumen dari LaTeX ke dalam format lain, misalnya HTML5, PDF, dan lain-lain. Sekalipun barangkali pembahasan kali ini dikhususkan untuk platform Mac, terdapat alternatif lainnya sesuai (berdasar) platform yang Anda gunakan. Sekadar sebagian kecil yang kami sampaikan di sini, semoga tetap berfaedah.
Masih sedikit terngiang salah satu esai Pak I Made Wiryana pada majalah InfoLINUX yang mengetengahkan salah satu front-end TeX/LaTeX lebih dari satu dekade lampau. Menariknya, Pak Made juga sempat pernah berbagi kisah pada beberapa kesempatan yang berbeda bahwa nyaris semua mahasiswa beliau didorong untuk mengkreasi laporan hasil penelitian, baik skripsi, tesis, maupun disertasi, berbasis TeX/LaTeX alih-alih sekadar dikemas dengan menggunakan perangkat lunak perkantoran Office, yakni LyX. Beliau juga menandaskan bahwa menggunakan LyX dan memahami dasar-dasar TeX/LaTeX lebih mendewasakan mahasiswa.
Sebab dahulu kami menyelami Linux bersama lingkungan desktop KDE, program LyX bukanlah sesuatu yang asing. Tepat sekali, selaik KDE, LyX dikembangkan dengan basis kerangka pemrograman Qt. Dengan LyX, alih-alih kita disibukkan dengan kode-kode TeX/LaTeX saat memproses dokumen, antarmuka front-end yang disedikan cukup memudahkan kita sebagai pengguna. Tidak perlu berpusing riang dengan kode-kode. Namun, sebab kami memanglah geek, sekalipun not-so, kode-kdoe TeX/LaTeX tidak lebih memusingkan daripada bahasa pemrograman lainnya, selaik C/C++ dan seterusnya.
Ketika beralih ke dunia Unix BSD, terutama macOS, sedikit berbeda nuansanya. Teman-teman di Barat yang acap mengolah TeX/LaTeX menggunakan macOS pun menyarankan beberapa aplikasi yang populer di sana. Tersebutlah TeXShop, yang dikreasi oleh seorang akademisi, Richard Koch, di University of Oregon AS.
Selain TeXShop, teman-teman dari komunitas opens-source di U.S. juga menyarankan MacTeX. Ukuran berkas unduh MacTeX cukup besar, sekitar lebih dari 2 gigabita. Namun, ia dikenal robust untuk meng-handle dokumen TeX/LaTeX. Tim pengembangnya pun tidak sekadar menyediakan paket instalasi program MacTeX, tetapi juga beberapa perangkat lain yang kiranya menunjang kebutuhan pengguna, selaik TeX Live dan BasicTeX. Sayangnya, bagi Anda yang memiliki sistem macOS di bawah 10.12, kurang dapat memfaedahi versi terkini dari MacTeX. Namun, tidak perlu khawatir, nomor versi sebelumnya (untuk sistem di bawah 10.12) dapat dimanfaatkan sedemikian rupa (masih dapat difungsikan, sekalipun beberapa fitur atau performa aplikasi tidak 100% serupa dengan yang terbaru, tetapi setidaknya cukup membantu). Bagi Anda pengguna El Capitan seperti kami, sila memfaedahi versi MacTeX yang dirilis pada 2018.
Apakah Anda pernah menggunakan GNU Emacs? Aquamacs merupakan versi lebih modern dari Emacs tersebut. Sejatinya, sebab nyaris serupa dengan Emacs, Aquamacs tidak sekadar dapat difungsikan guna menyunting teks TeX/LaTeX, tetapi juga jamak teks dari bahasa pemrograman populer lainnya. Barangkali, tidak kalah serupa dengan Emacs, tetapi lebih ramah (bagi) pengguna (user-friendly).
Penyunting/editor LaTeX ini dikreasi oleh kreator Kile, yakni editor TeX/LaTeX dari komunitas (dan utamanya untuk lingkungan desktop) KDE (sayangnya, Kile belum tersedia untuk macOS). Barangkali, Texmaker lebih populer bagi pengguna Windows, hal ini sebab sifatnya yang cross-platform. Antarmuka cukup mudah, dapat dikata terbilang ringan/gegas. Sayangnya, minimal macOS Anda adalah bernomor versi 10.12. Namun, tidak mengapa masih ada alternatif versi sebelumnya (Lion). Lantaran dikembangkan oleh pengembang Kile (yang ‘teramat KDE’), Textmaker ini pun berbasis Qt (serupa dengan LyX). Tentu saja, sekalipun berfondasi Qt, keduanya memiliki plus-minus yang bervariatif.
Berikutnya adalah TeXstudio. Penyunting LaTeX ini merupakan fork (turunan yang dimodifikasi dari kode-sumber asalinya) dari Texmaker. Hal ini lantaran Texmaker yang sekadar free, tetapi bukan open-source, sehingga mendorong cikal bakal TeXstudio. Kecenderungannya, TeXstudio memang mendasarkan diri pada Texmaker, tetapi sebab TeXstudio merupakan proyek open-source sehingga masih dapat dimungkinkan pengembangannya dengan kode yang mandiri secara penuh. Kemudahannya nyaris serupa dengan Texmaker.
Kelebihan TeXstudio, salah satunya, adalah sifatnya yang open-source. Sayang, mohon dimaafkan bagi kita yang masih menggunakan El Capitan, hehehe. Tidak perlu khawatir, sebab berbasis sumber-terbuka, pengguna El Capitan (atau di bawahnya) pun dapat mengompilasi mandiri kode-sumbernya yang tersedia. Ya, selaik Texmaker, sebab berbasis Qt, Anda pun dapat mengulik lebih leluasa kode-sumber TeXstudio.
MiKTeX menawarkan penyunting dokumen TeX/LaTeX dengan teknologi yang teramat minimal. Walaupun minimal dan terbilang sederhana (tidak terlalu banyak fitur), ia cukup dapat mengakomodasi kebutuhan ber-LaTeX kita. Ia open-source dan lintas platform sehingga tidak hanya pengguna macOS yang dapat memfaedahinya. MiKTeX ini merupakan proyek pribadi Christian Schenk dan tidak kalah layak untuk dicoba, terutama bagi Anda yang ber-LaTeX ria di atas hardware komputasi yang terbilang sudah tidak muda lagi.
Coda
Tools untuk mengolah TeX/LaTeX, pada dasarnya, terlalu berlimpah di dunia maya. Lebih-lebih, yang dikembangkan secara terbuka (open-source). Banyak yang gratis (sebagaimana yang telah kami sebut pada tulisan ini), tidak sedikit yang berbayar. Tiap radas yang ada tentu memiliki keunggulan dan kekurangan. Paling tidak, masih banyak jalan bagi Anda yang ingin memfaedahi dokumen TeX/LaTeX.
Kekinian, TeX/LaTeX tidak sekadar untuk kalangan akademisi, meskipun memang kenyataannya ia lebih populer di dunia akademis, terutama publikasi karya ilmiah jurnal dan semacamnya. Banyak kalangan memfaedahi TeX/LaTeX lantaran kereliabelannya meng-handle konsistensi sebuah (atau bahkan beberapa sekaligus) dokumen. Oleh karena itu, dokumen pun lebih rapi dan tertata sebab konsistensi struktur yang diskematakan sedemikian rupa.
Memang, program-program penyunting TeX/LaTeX tidak seramah pengolah kata LibreOffice, Microsoft Office, dan lainnya, tetapi paling tidak ia dapat membantu kita guna mengolah makna atas dokumen yang dikreasi. Perihal TeX/LaTeX untuk macOS, barangkali tulisan dari Sourabh Bajaj dan Wilson Cheung (akademisi University of California, San Diego) dapat dijadikan acuan. Selamat belajar TeX/LaTeX!
Nan Tak Kalah Berfaedah
- TeX Users Group (TUG).
- LaTeX Project.
- Society, Team American Mathematical. 2021. “Why LaTeX: Why Do We Recommend LaTeX?”. American Mathematical Society.
- CTAN, Team. 2021. “Starting out with TeX, LaTeX, and Friends“. The Comprehensive TeX Archive Network.
- Tomforde, Mark. 2020. “The Benefits of LaTeX“. Mark Tomforde’s Website.
- Roberts, Andrew. 2011. “Benefits of LaTeX: Getting to Grips with LaTeX“. Andrew Roberts.
- Kovic, Marko. 2017. “Why I write with LaTeX (and Why You Should Too)“. Medium.
- LaTeX Community.