Antarmuka (Asali) Bermode Gelap
Diterbitkan pada dalam Blog.
Sejauh mana kebiasaan Anda berkomputasi dan/atau memfaedahi perangkat laptop atau ponse/gawai? Bagaimana dengan sistem operasi yang digunakan: Apakah telah diperbarui dengan nomor versi sistem terbaru, atau masih membiarkan apa adanya sebab (yang penting) beberapa aplikasi wajib masih kerap di-update berkala? Bagaimana dengan tampilan antarmukanya: Apakah bermode terang atau lebih gemar bermode gelap seperti kami?
Tentu saja, preferensi tiap orang berbeda-beda saat beraktivitas dengan ponsel/gawai. Ihwal antarmuka pun, baik dengan mode terang maupun gelap, tidak terkecuali, lebih-lebih bila mendasarkan pada kebutuhan. Ada kala kita bermode terang, ada pula bermode gelap. Hal ini pun bergantung pada sistem operasi perangkat/peranti yang digunakan: Apakah memang mendukung peralihan mode antarmuka ini. Kalau untuk sistem (dengan pembaruan) kekinian, barangkali sudah sangat mendukung peralihan antarmuka yang diinginkan.
Alih-alih menggunakan fitur “penukaran warna” (Invert colors), barangkali lebih nyaman bila memang tersedia secara asali (default) fitur peralihan dari terang ke gelap, bukan? Tidak dimungkiri bahwa mode gelap (dark mode) merupakan salah satu fitur yang teramat dinantikan oleh segenap pengguna perangkat/peranti komputasi beberapa tahun terakhir. Fitur peneduhan antarmuka ini digadang-gadang dapat menghemat konsumsi daya baterai alih-alih sekadar memanjakan mata.
Barangkali bagi sebagian pengguna yang teramat keranjingan dengan dunia komputer, baik perangkat lunak (sistem atau aplikasi/program) maupun perangkat keras), lebih menggemari bergelap-gelapan dalam mode gelap. Layar yang tidak menyilaukan barangkali lebih menyamankan pandangan. Bisa jadi pula menjadi semacam bagian bernostalgia masa lampau (saat antarmuka sistem tidak lebih dari warna hitam-putih, misalnya pada DOS atau terminal UNIX). Kami memang belum begitu menua, tetapi alhamdulillah masih dapat merasakan sensai ber-WordStar atau ber-Lotus123 sebagaimana para senior pendahulu.
Masa-masa yang berlalu tersebut patut sangat disyukuri sebab Diizinkan-Nya mengenal dan belajar komputer. Sudah amat syukur dapat mengetik dengan menggunakan komputer seadanya alih-alih mesin tik yang barangkali lebih membutuhkan kecermatan yang lebih tidak main-main–segala puji bagi Allah! Tidak masalah dengan warna layar hitam dan putih saja, sepanjang masih dapat menunjang pelbagai aktivitas pekerjaan. Beribu kali: Alhamdulillah!
Sampai-sampai, sekalipun sudah menggunakan sistem terbaru, misalnya macOS Monterey, Linux Ubuntu terkini, Windows 11, dan sebagainya, tidak jarang mayoritas pemrogram atau pengembang perangkat lunak komputer jamak beraktivitas pada shell bawaan sistem yang acap dapat diakses melalui aplikasi Terminal yang ada. Dengan kata lain, lagi-lagi lebih memilih tampilan prompt shell yang cenderung hitam-putih, meskipun dapat dikustomisasi ke warna lain.
Hitam-putih plus mode gelap, tidak diragukan lagi, sensai berkomputasi berjam-jam pun tidak terasa meletihkan daripada bila berterang-terangan–insyaallah. Beberapa sudut bagian layar pun tampak begitu “terdapati”, sekalipun bila sapuan gelapnya tidak 100% berhitam ria. Sangat nyaman dipandang–insyaallah. Sekali lagi, hal ini tidak mutlak adanya, tetapi sebagian besar kalangan yang acap bersentuhan dengan dunia komputer tidak menafikan hal ini.
Kami masih ingat—masyaallah—ketika menginisiasi avatar profil untuk mayoritas media sosial yang digunakan. Agar konsisten, kami pun menggunakan foto profil huruf L berwarna putih terang dengan sapuan warna latar hitam gelap. Ya, latar hitamnya lebih dominan menghiasi citra avatar tersebut. Bagi sebagian orang, barangkali pemilihan warna hitam-putih ini bukanlah pilihan yang disukai (barangkali), tetapi kami nekat memaslahatinya, hehehe.
Tidak masalah, tidak terlalu sering kami menjelaskan maksud dan tujuan (atau alasan di balik) mengkreasi citra profil tersebut. Sejatinya tidak lebih dari (sekali lagi) sekadar biar dapat digunakan secara konsisten untuk pelbagai platform daring, terutama di media sosial. Siapa sangka, hal-hal bernuansa hitam dan gelap malah makin populer kekinian di jagat maya, kelakarnya: Lebih go-green (“Let’s save the Planet!” hehehe). Jamak aplikasi dan laman-laman web populer pun telah mendukung mode gelap.
Bejibun penelitian mengenai hal ini telah terilis sedemikian rupa pada kanal-kanal publikasi ilmiah, terutama yang diterbitkan dari pelbagai jurnal ilmiah yang tepercaya sesuai rumpun bidang keilmuan peneliti/ilmuwan. Dengan meramban platform Scholar dari Google perihal “dark mode effect”, barangkali cukup mencerahkan sebagian kita perihal kebermanfaatan penggunaan mode gelap pada perangkat atau peranti digital keseharian kita. Paling tidak, secara awam, saat tidak banyak cahaya yang dipancarkan layar ponsel kita (dengan diaktifkannya mode gelap), hal ini ditengarai dapat membantu meminimalisasi konsumsi daya baterai yang terpasang di dalam perangkat.
“Let’s save the Planet!”
Referensi
- Erickson et al. 2020. “Effects of Dark Mode Graphics on Visual Acuity and Fatigue with Virtual Reality Head-Mounted Displays”. ResearchGate (diakses tanggal 29 Juni 2021).
- Koning, Luka; Junger, Marianne. “Dark User Interface, Dark Behavior? The Effect of ‘Dark Mode’ on Honesty”. Computers in Human Behavior Reports, volume 4, Agustus–Desember 2021, 100107. DOI: 10.1016/j.chbr.2021.100107. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2451958821000555, diakses 29 Juni 2021.
- Ma et al. 2020. “Numerical and Theoretical Study of Tunable Plasmonically Induced Transparency Effect Based on Bright–Dark Mode Coupling in Graphene Metasurface”. Nanomaterials, volume 10 (isu 2), 232, 29 Januari 2020. DOI: 10.3390/nano10020232. https://www.mdpi.com/2079-4991/10/2/232/htm, 29 Juni 2021.
- Manjappa et al. 2021. “Magnetic Annihilation of The Dark Mode in Astrongly Coupled Bright‑dark Terahertzmetamaterial”. Optics Letters, 42(11), 2106-2109. DOI: 10.1364/OL.42.002106. https://dr.ntu.edu.sg/bitstream/10356/138728/2/Manuscript.pdf, diunduh 29 Juni 2021.
- Zhang et al. 2016. “Asymmetric Excitation of Surface Plasmons by Dark Mode Coupling”. Science Advances (Sci. Adv.) 2 (2), e1501142, 19 Februari 2016, halaman 1—7. DOI: 10.1126/sciadv.1501142. https://advances.sciencemag.org/content/advances/2/2/e1501142.full.pdf, 29 Juni 2021.