Latif Anshori Kurniawan

Linux Rocky 8.8

Diterbitkan pada dalam Blog.

Salah satu hal menggembirakan pagi ini, di samping kami divisitasi om pagi-pagi dan berteleponan dengan ibu, adalah mendapati kabar bahwa Linux Rocky 8.8 telah dirilis. Awal kami mendapati kabar rilis salah satu Linux suksesor CentOS (yang telah bersama Red Hat) ini bukan melalui DistroWatch.com atau media sosial, melainkan langsung dari kesengajaan memeriksa tautan https://dl.rockylinux.org/pub/rocky/ melaui peramban web Brave yang terpasang di laptop istri yang kebetulan sedang menyala. Masyaallah, ini yang kami tunggu-tunggu.

Rilis versi 8.8 Rocky tidak segesit AlmaLinux ataupun EuroLinux (berbasis Red Hat Enterprise Linux [RHEL] pula). Namun, menurut hemat kami, tim Rocky lebih berhati-hati dan lebih rapi dalam menyajikan banyak hal. Terbukti untuk nomor 9.2, terutama pada bagian citra ISO Live-nya, Rocky tidak memunculkan bila memang belum siap. Walaupun demikian, sayangnya, mesin MBP lawas kami kurang terdukung dengan versi 9 (termasuk 9.2) yang mendukung arsitektur prosesor x86-64 versi 2 (x86-64-v2)—dapat diperiksa berdasar tutorial berikut. Ketika sudah siap, sudah siap tersedia semuanya. Terima kasih kita kepada tim Rocky.

Rocky menjadi salah satu selera kami dalam ber-Linux kekinian. Bermula dari mendapati bagaimana Dedoimedo.com memanfaatkan distribusi/distro Linux enterprise untuk kebutuhan desktop, kami langsung “jatuh hati” dengan Rocky sebagai distro yang pertama dijajal. Padahal, pengalaman ber-CentOS tidak kami miliki sebelumnya. Semua memang dapat berubah atas Izin-Nya, tidak selamanya kita terlalu bergantung pada satu hal. Sebagai perumpamaan, sebelumnya ber-OpenBSD dan ber-Slackware, kekinian lebih banyak untuk Rocky dan FreeBSD (di samping masih bereksperimentasi dengan sistem lain, sebagaimana kami bagikan pada beberapa pos terakhir).

Pengalaman pertama bersama Rocky cukup memuaskan. Sebelumnya, sempat mencoba RHEL 8.7 desktop edisi no-cost, tetapi tahapan untuk mendaftarkan mesin sebagai pelanggan no-cost cukup merepotkan, sekalipun sejatinya tetap mudah dan bebas biaya untuk 16 mesin. Hal ini berbeda dengan Ubuntu Pro yang maksimal 5 mesin, tetapi masih dapat memaksimalkan versi regulernya tanpa perlu mendaftar. Walaupun demikian, RHEL tetap menjadi salah satu primadona kami. Hal ini mengingat, salah satunya, RHEL tidak sebentar dalam mendukung dunia industri.

Jenama Red Hat pun memiliki aspek historis yang menarik, yang telah lebih lama malang-melintang di dunia open-source. Linux Red Hat menjadi salah pionir dalam pengembangan Linux dan open-source, yang sebelumnya telah didahului oleh Slackware dan Debian. Rekam jejak Red Hat sejak tahun ’90-an menjadi dalih sebagian besar pengguna, terutama di kalangan perusahaan, untuk menggunakan RHEL, terutama edisi server. Sebab Linux, sebab open-source, siapa pun tetap berhak mengunduhnya, apalagi mereka menyediakan opsi tanpa biaya (no-cost) bagi developer terdaftar. Kelahiran CentOS, Scientific Linux (dikembangkan oleh CERN), dan lainnya berbasis RHEL, menjadi pertanda bahwa sejatinya begitu banyak kalangan meminati sistem terbuka yang dikenal reliabel ini.

Tidak dimungkiri, selain Rocky, RHEL tetap masih menarik dan memiliki basis pengguna/penggemar loyal dari dulu hingga kini. Konsepsi komersialisasinya yang barangkali masih menjadi pro dan kontra. Well, ada opsi no-cost. Sayangnya, terdapat kendala saat pemasangan RHEL no-cost di atas mesin lawas kami. Salah satu yang krusial adalah jaringan internet tidak terdeteksi. Sejatinya, hal ini dapat diatasi dengan melakukan tether internet melalui ponsel atau gawai sederhana. Kernel pun dapat ditingkatkan (di-upgrade) sehingga dapat mendeteksi perangkat keras yang lebih baru melalui Extra Packages for Enterprise Linux (EPEL), teramat dimaklumi sebab RHEL 8.8 masih menggunakan kernel veri 4. Lain hal ketika mencoba Rocky 8.7 setelahnya, ethernet terdeteksi untuk aksesi internet berkabel yang tersedia meskipun dengan kernel yang sama (tetapi tetap elok perlu dilakukan upgrade untuk kernel supaya maksimal—insyaallah)—alhamdulillah.

Belum pernah bersentuhan dengan CentOS merupakan salah satu kekurangan kami. Mendapati beberapa hal pada RHEL, Rocky, dan AlmaLinux, sempat memantik kekurangberhasratan lebih jauh. Di antara ketiganya, masih Rocky yang mengambil peran, termasuk mendapati beberapa informasi yang makin membulatkan diri dengan Rocky. CERN dan Fermilab memang menggunakan AlmaLinux, tetapi Rocky masih selaras dengan selera kami. Untuk kenirlabaan, barangkali nilai-nilai di AlmaLinux lebih lekat sehingga lebih sesuai untuk difaedahi organisasi yang bergerak dalam bidang nonprofit pula. Untuk keswastaan dan bisnis, Rocky telah mencanangkannya sejak awal. Tidak heran, Google pun berpartner dengan Rocky untuk layanan Google Cloud.

Kami sedang memprosesi unduhan saat pos ini dikreasi. Ya, masih fresh terprogresi. Versi Live-nya tidak kalah menarik, mereka menyediakan KDE yang belum tampak pada nomor 8.7 yang dirilis November. Apabila menggunakan versi 8.7 pun, cukup mudah memasang KDE, tetapi bukan melalui repositori Rocky, melainkan EPEL (yang dapat diakses pula dari RHEL). KDE memang bukan prioritas Red Hat sejak beberapa tahun lampau, tetapi pengguna masih dapat memasang KDE melalui EPEL. Sedikit sedih bagi sebagian pengguna/penggemar KDE, tetapi sepanjang masih open-source bukan halangan siapa pun ber-KDE di atas RHEL dan turunannya, bukan?

Segenap suksesor CentOS pun memahami situasi ini, tidak jarang mereka pun merilis versi Live berdesktop KDE secara resmi, sekalipun barangkali terilis setelah versi Workstation (ber-GNOME), XFCE, MATE, baru KDE. Kita dapat akui, di antara pelbagai desktop yang ada, keempat desktop ini masih jamak digunakan, terkhusus GNOME dan KDE. Untuk desktop lain, selaik LXQt dan lain-lain, tetap masih dapat dipasang dari EPEL, tetapi tidak tersedia secara resmi dikreasikan oleh tim inti yang ada. Terkecuali, Anda menggunakan Fedora dan Ubuntu, desktop-desktop lain tersebut tersedia secara resmi. Di Fedora, ada versi spin dengan variasi desktop yang ditawarkan (yang dirilis resmi), sedangkan flavour di Ubuntu juga tidak kalah berlimpah. Komunitas keduanya pun merasa nyaman dengan dukungan desktop yang telah ter-bundling secara resmi tersebut.

Menurut hemat kami, memasang Rocky, RHEL, Fedora, Ubuntu, dan lainnya, sepanjang memperoleh aksesi internet stabil dan maksimal, tiada salahnya mencoba melakukan instalasi melalui jaringan internet secara langsung. Bahkan, metode pemasangan sistem dari internet ini merupakan salah satu alternatif yang teramat menyesuaikan dengan kebutuhan kita. Terkadang, kalau kita memasang distro Linux yang telah terpasang desktop dan beberapa aplikasi bawaan yang memenuhi ruang dan ukuran, baik untuk installer-nya maupun ruang partisi yang tersedia, dirasa berlebih. Tidak jarang pengguna melepas (melakukan uninstall atau remove paket program/aplikasi) secara manual, dan barangkali ini tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Salah satu alternatifnya, sekali lagi, dapat memasang langsung dari dunia maya. Kita pun dapat menentukan paket mana saja yang dipasang (termasuk desktop dan utilitas pendukungnya) serta sekaligus memperoleh pembaruan (update) terbaru. Pada Rocky, RHEL, dan sejenisnya, sila unduh berkas ISO yang dibubuhi nama boot. Sementara itu, untuk Fedora, ISO-nya ditandai dengan nama everything-net-install, sedangkan untuk Ubuntu: ubuntu-mini-iso. Pastikan jaringan internet Anda benar-benar kuat dan stabil, karena itu tidak dianjurkan menggunakan tether melalui ponsel (tetapi aksesi internet berkabel melalui porta ethernet perangkat laptop/komputer Anda). Selamat menikmati sistem yang terpasang sesuai selera Anda!

Tidak pernah tahu ke depan. Apa pun sistem sumber-terbuka, baik Linux maupun BSD, yang digunakan. Selama masih dapat dioperasikan di atas mesin lawas kami tersebut, mengapa tidak—insyaallah. Dari waktu ke waktu, makin mengerucut. Setelah beberapa hari sebelumnya cukup nyaman dengan Ubuntu, kelahiran Rocky 8.8 mengusik kami untuk berpetualang kembali bersamanya. Ya, bisa jadi, bukan hanya Rocky yang terfaedahi, RHEL desktop sama-sama versi 8.8 pun dimungkinkan termaslahati pula. Keduanya dapat memaksimalkan lumbung EPEL, tentu terdapat plus-minus antara Rocky dan RHEL tersebut. Wallahualam, semoga Allah senantiasa Memberkahi kita. Terima kasih telah membaca!