Latif Anshori Kurniawan

Islam☪️

Bismillah.

“Alhamdulillah, selawat dan salam kita haturkan kepada Rasulullah ﷺ (shallallahu ‘alaihi wasallam).”

“Amabakdu (to proceed).”

Ber-islām adalah berkehidupan—masyaallah. Tanpa Allāh تعالى Menganugerahkan Islam, entah bagaimana kehidupan duniawi manusia dan segenap makhluk-Nya. Alhamdulillah atas nikmat Allah berupa agama nan mulia ini. Segala Puji bagi Allah ﷻ, Dia Menganugerahkan Hidayah-Nya kepada kita (semoga terus-menerus, selamanya, dan hingga akhir hayat—amin).

Salah satu kewajiban kita, sebagai salah satu wujud rasa syukur kita kepada Allah lantaran salah satu Karunia-Nya berupa Hidayah-Nya (keimanan), di samping peribadatan nan utama, adalah menuntut ilmu (Islam) nan sahih (bersumber pada Quran dan Sunnah yang autentik). Salah seorang ulama pendahulu (Salafush-Shālih, salaf saleh), yakni Muhammad bin Sirin (atau dikenal pula dengan panggilan Ibnu Sirin)—رحمه الله, mengatakan (dalam “Muqaddimah” Sahih Muslim): “Sesungguhnya, ilmu ini adalah agama, hendaklah kalian melihat dari siapa kalian mengambil agama kalian.” Oleh karena itu, dimohon berkonsultasi kepada para ulama, asatiza (para ustaz), dan para ikhwan se-manhaj terdekat perihal kajian Islam sahih dan tepercaya di daerah tinggal Anda.

Se-manhaj adalah kemestian. Apabila se-manhaj, niscaya akan didapati ketenangan—insyaallah. Adapun rambu-rambu ringkas yang kiranya dapat dijadikan rujukan bagaimana kajian Islam se-manhaj yang baik (insyaallah) terpetakan ke dalam beberapa poin sebagai berikut. Atas Izin-Nya, poin-poin yang disebutkan sekadar ikhtiar kecil (sedapat kami) dalam merangkum dari pelbagai kalam nasihat alim ulama dan asatiza Ahlussunnah perihal beberapa prinsip/pokok dasar dalam berislam.

Tidak Menyekutukan Allah, Tidak Berinovasi, dan Tiada Maksiat

Dakwah yang baik adalah tidak dihiasi maksiat dan inovasi yang tidak berdasar pada Quran dan Sunah sahih, serta/atau hingga/bahkan ‘ritual/amalan’ menyekutukan Allah Ta‘aala—‎الله المستعان. Dakwah yang Haqq dibangun tidak di atas kemaksiatan, bukan inovasi dalam beribadah, dan/atau penyekutuan kepada selain-Nya sedikit pun. Islam telah datang dengan sempurna dari-Nya—dengan penuh kedamaian dan keadilan. Islam tidak perlu dimodifikasi, ia sudah sesuai untuk seluruh makhluk/ciptaan-Nya (manusia dan semesta), serta sesuai untuk serbaneka konteks waktu/kehidupan atas Izin-Nya.

Islam yang Haqq niscaya disampaikan dengan penuh kelembutan dan cinta kasih bila berpegang pada Quran dan Sunnah sesuai tuntunan para Salaf sehingga tidak perlu ditambah-tambah dengan pelbagai rupa hiburan—yang tidak jarang melenakan atau bahkan melamapui batas. Selama dakwah tauhid sungguh-sungguh ditegakkan dengan Al-Haqq (‘kebenaran’ digigit dengan geraham kesabaran dan digenggam dengan pegangan kesungguhan di atas Jalan-Nya), berjalan bersama para ulama pendahulu dan ulama kibar dunia kekinian, insyaallah, Allah senantiasa Membersamai. Selalulah—tiada letih—memohon supaya Allah senantiasa Mencurahkan Hidayah-Nya kepada kita; memohon kepada-Nya untuk senantiasa Dikuatkan-Nya di atas pelbagai Jalan Kebaikan-Nya. Bersabarlah, hayyākumullah!

Tidak Banyak Canda

Barangkali, sesekali canda adalah tanda cinta. Namun, lebih utama untuk tidak berlebihan atasnya. Tidak jarang, berlebih dalam canda menggiring pada kegiatan yang sia-sia. Astagfirullah, banyak canda dan tawa merupakan salah satu sebab hati menjadi beku, lebih-lebih hati menjadi matiwallahul musta’ān. Sementara itu, perbuatan sia-sia menjadikan waktu terbuang percuma, dan menguras energi dan kesempatan—yang semestinya elok digunakan untuk hal-hal yang lebih berfaedah. Allahu Akbar, Dia senantiasa Mengawasi kita dan hanya Dialah yang Dapat Membaca relung hati kita—istigfar.

Wujud lebih lanjut dari keacapan dalam canda adalah menjadikan hal-hal bernuansa syariat sebagai bahan candaan/olok-olok, baik disengaja-disadari maupun tidak. Seorang muslim tentu tidak akan pernah mengolok-olok: ayat-ayat Quran, serbaneka syariatnya, sabda Rasulullah dan kalam para Sahabat beliau, serta nasihat para alim ulama, sekalipun sebagai bahan candaan ringan. Sekecil apa pun rupa olokan tersebut adalah amat Dienggani-Nya. Astaghfirullah.

Antidusta

Tidaklah elok bila dakwah Islam dihiasi dengan aktivitas mendistribusikan/menyebarkan kabar (warta, berita) dusta (palsu, bohong, fake newshoax/hoaks). Rasulullah amat menekankan agar kita tidak berdusta, sekalipun untuk bercanda (membuat tertawa orang lain). Beribu-ribu tahun yang lalu, Rasulullah selalu mewanti-wanti agar berhati-hati kala menerima kabar/informasi. Para Salaf telah mengajarkan kepada kita untuk memeriksa setiap perkataan dan memastikan perincian pe-nisbat-annya (dari mana asal muasal kalam tersebut).

Masyaallah, sebelum fenomena kabar bohong yang menggejala dewasa ini, Islam telah lama hadir dengan mengedepankan nilai-nilai uji validitas (kesahihan, keabsahan) dan reliabilitas (dapat dipercaya) atas beragam pengetahuan/ilmu yang tertuang dalam syariat. Acap-acaplah memeriksa, mengklarifikasi, mengonfirmasi, atau tabayyun atas keabsahan (validitas) suatu informasi yang tersebar, lebih-lebih dari layanan daring. Janganlah bermudah-mudah mengalihkan (melakukan forward) konten elektronik/digital sebelum terbukti kesahihannya. Berhati-hatilah! Terlepas dari UU ITE Indonesia yang wajib kita patuhi, Allah senantiasa Menghasung kita untuk berhati-hati dan acap menahan diri (bersabar) kala memperoleh kabar apa pun.

Taat Pemerintah/Penguasa Kaum Muslimin dan Antiprovokasi

Sikap yang baik ketika berdakwah adalah tidak provokatif, tidak menyebar propaganda. Hal ini termasuk tidak membuat pernyataan ketidaksukaan duniawi kepada persona atau individu, atau bahkan kelompok (organisasi, lembaga) duniawi tertentu—yang masih diakui, diizinkan, dilindungi, dan dijamin keamanannya oleh pemerintah/negara.

Syariat menandaskan agar dakwah Islam tidak memuat perkataan/kalam cibiran/celaan kepada penguasa/pemerintah kaum muslimin, baik kepada segenap (baik individual maupun kelompok) aparat pemerintah maupun pada kebijakan mereka. Pendek kata, wajib bagi kaum muslimin untuk taat kepada pemerintah/penguasa. Alhamdulillah, dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan negeri Islam (dengan mayoritas penduduk beragama Islam, dengan Pancasila yang sarat nilai-nilai Islam), kita wajib taat kepada Bapak Presiden Indonesia dan segenap aparat pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, baik pengampu terdahulu, kekinian, maupun yang akan datang.

Kita Dilarang Allah untuk memberontak kepada pemerintah, sekalipun baru berbatas perkataan di forum-forum kecil, sekalipun bercanda. Kita Dilarang-Nya mencibir (lebih-lebih menghina) pemerintah di media mana pun, lebih-lebih media daring kekinian—yang tidak berbatas ruang dan waktu. Kita Dilarang-Nya berdemonstrasi di jalanan untuk mengkritik pemerintah kaum muslimin (entah apa pun penamaan aksinya), lebih-lebih bila dihiasi dengan ujaran kebencian (hate-speeches) kepada mereka. Terngiangkanlah selalu nasihat-Nya: janganlah kita membuat kerusakan di muka Bumi.

Alhamdulillah, telah ada ruang-ruang khusus bila ingin menasihati pemerintah, salah satu di antaranya adalah melalui para alim ulama kita. Saling nasihat-menasihati tetaplah perlu digaungkan, tetapi dengan cara-cara yang baik dan meminimalisasi mudarat. Tiada yang salah dengan nasihat-menasihati, bahkan dianjurkan, tetapi dengan cara yang makruf (lebih-lebih berdasar arahan alim ulama).

Antiradikalisme

Tidak mengandung pemikiran ekstremisme, terorisme, atau radikalisme atas nama Islam, yang jamak disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Prinsip keras dan penuh mudarat ini tidak jauh dari pemahaman kaum Khawārij. Pionir Khawarij telah muncul bahkan sejak Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—masih hidup. Kepada para Shahābah Rasulullah, Khawarij membenci dan menghinakan (merendahkan) para Sahabat, padahal Allah Memerintahkan kita agar tidak mencibir satu pun Sahabat Rasulullah—radhiyallahu ‘anhum.

Kepada pemerintah Indonesia, salah satu indikator karakteristik (sifat, tabiat) Khawarij adalah gemar mengkritik pemerintah (di media mana pun, baik lisan maupun tulis), mencari-cari aib pemerintah, bahkan mengafirkan (‘menghalalkan’ darah) pemerintah. Kepada para nonmuslim di Indonesia, Khawarij berani berbuat zalim (padahal Allah Memerintahkan kepada kita agar berbuat baik dan adil kepada siapa pun).

Kepada kaum muslimin di negeri-negeri Islam, Khawarij pun tidak jarang menumpahkan darah (bahkan dengan segala cara, termasuk menghalalkan aksi bunuh diri, bahkan bekerja sama dengan penganut agama Syiah)—mereka amat membenci pemerintah Arab Saudi, Indonesia, dan negeri-negeri kaum muslimin. Berhati-hatilah dan waspadalah dengan pemahaman/sifat/sikap Khawarij. Wallahul musta’ān.

Berjihad (Hanya) bila Diizinkan Pemerintah

Tidak ada kalam jihād fī sabīlillah (sabilillah: for the Sake of Allāh) ke medan perang untuk membela kaum muslimin, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, kecuali atas izin penguasa/pemerintah/negara setelah atas rida orang tua, keluarga, sahabat, dan segenap asatiza berlandaskan nasihat para ulama. Apabila ada sebagian kaum muslimin yang tertindas di sebuah negeri dan tiada anjuran dari pemerintah Indonesia untuk memberikan ta’āwun (bantuan) fisik, yang paling pokok dilakukan adalah menguatkan doa-doa kebaikan bagi saudara/saudari kita yang tertimpa musibah dengan sebaik-baik doa kita (apalagi bila dihasung pula oleh asatiza dan masyaikh). Dapat pula melalui serbaneka rupa bantuan (infāq, shadaqah) semampu kita melalui pelbagai saluran yang diizinkan pemerintah.

Anti-organisasi Terlarang

Islam bukanlah organisasi atau partai. Islam tidak pula membutuhkan grup-grup Hizbiyyah. Islam lebih menekankan persatuan, bukan perpecahan melalui corong-corong Hizbiyyah.

Dakwah Islam yang baik tidak dihiasi pula dengan serbaneka bentuk dukungan terhadap paham-paham duniawi yang telah dilarang keberadaannya secara konstitusi, peraturan perundang-undangan, dan/atau hukum nasional yang berlaku di Indonesia, seperti komunisme, atau bahkan separatisme (pemisahan diri secara kewilayahan dengan berkudeta—memaksa masyarakat setempat untuk berpisah dari Indonesia, tanpa izin pemerintah).

Perlu selalu untuk diingat bahwa Indonesia adalah negeri Pancasila, yang sarat atas nilai-nilai Islam serta antiperpecahan dan antikomunisme. Indonesia juga merupakan negeri yang sarat atas persatuan dan kesatuan bangsa, elok kita tetap bersatu padu (tidak memisahkan diri dari pemerintah Indonesia). Salah satu wujud yang paling mungil dari hal ini adalah beribadah bersama (mengikuti waktu yang ditetapkan) pemerintah. Dengan demikian, atas Izin-Nya, terwujudlah persatuan yang melahirkan ketenangan dan perdamaian di Bumi Nusantara.

Jangan terhasut dengan peristilahan daulah dan khilafah yang dibawa oleh grup-grup tertentu yang sejatinya cenderung bertujuan duniawi dan condong pada pemahaman Khawarij. Indonesia adalah negeri kaum muslimin yang sudah sah berdiri dan berdaulat sebagai negeri Islam yang mendamaikan, di antaranya melalui implementasi nilai-nilai Pancasila dan termaktub dalam “Pembukaan” Undang-Undang Dasar 1945 yang sangat kuat keislamannya. Selesai.

Perlu ditandaskan bahwa tiada kalam ‘menegakkan khilafah’ untuk Indonesia, Negeri Tauhid Arab Saudi, dan negeri-negeri kaum muslimin yang telah berdaulat utuh—yang sesungguhnya telah lama ber-‘khilafah’ mapan, kokoh, dan khair atas Izin-Nya. Fakta yang terjadi, ketika seseorang disibukkan dengan istilah khilafah, ia malah terjatuh pada permainan politis (politik praktis) sesaat dan mengabaikan nilai-nilai esensial tauhid dalam Islam. Jangan teperdaya dengan muslihat orang itu yang seolah membawa ‘kalam tauhid’, padahal sesungguhnya ia tidak mewakili Islam sedikit pun. Memperberat diri (sehingga memaksa semua pihak) dengan istilah kekhilafahan adalah kemudaratan dan hal ini telah ditegaskan oleh para ulama kibar.

Mengikuti Nasihat Ulama Tepercaya

Selalu berpegang pada nasihat yang “paling baru”, kekinian, atau mutakhir dari para Salaf, jumhur ulama, asatiza, dan segenap ikhwah shalih lainnya. Bersatulah bersama mereka! Hayyākumullah (semoga Allah Menguatkan Anda semua)! Apabila ingin mengetahui keadaan ulama-ulama di seluruh penjuru dunia, sila merujuk mereka atau minimalnya berdasar pada kalam-kalam Ulama Kibar di Arab Saudi, Yaman, Mesir, negeri-negeri Islam (selaik Indonesia dan Malaysia), serta dari belahan penjuru dunia lainnya.

Apabila ruang dan waktu begitu berbatas, apabila belum mudah bersemuka dengan para alim di tempat kita bermukim, subhaanallahwalhamdulillah, Dia Mengakomodasi kita dengan serbaneka Kemahapemurahan-Nya. Salah satu nikmat Allah kekinian adalah jamak kaum muslimin dapat dengan mudah mengakses serbaneka perbendaharaan ilmu sahih Islam melalui pelbagai layanan yang tersedia di dalam ruang maya (internet).

Anjuran dari segenap salaf, para ulama dan asatiza, kepada kita adalah menuntut ilmu (agama). Alhamdulillah, Dimudahkan-Nya dapat mengakses khazanah ilmu melalui medium internet dari pelbagai peranti dan/atau perangkat gawai nan praktis. Elok, hendaknya, kita dapat tetap menghadiri majelis ilmu dan ber-mulazamah dengan ulama/asatiza sekalipun secara (melalui medium) daring—hal ini sebagai pengingat pokok kami pribadi. Selain itu, sebagaimana nasihat pendahulu, elok kita senantiasa berhati-hati dalam mengambil ilmu sebab tidak semua majelis kajian atas nama Islam bersungguh hati membawa amanah agama Islam kita nan mulia.

Berikut beberapa pranala (tautan, links) laman situs web ihwal khazanah pengetahuan Islam nan sahih dan kredibel—insyaallah. Pranala-pranala, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, atas Kuasa dan Bantuan Allah, dipumpun dan disarikan sedemikian rupa. Semoga pranala-pranala pustaka Islam di bawah ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya sehingga dapat dipetik serbaneka faedah kehidupan darinya.

Pranala Web Ulama Islam

Berikut senarai pranala (beberapa tautan/links) web resmi jamak ulama Ahlussunnah yang acap direkomendasikan dan/atau dijadikan rujukan tepercaya/terbaik hingga kini—insyaallah. Jamak laman mereka disajikan dalam bahasa Arab, sebagian besar berasal dari Negeri Tauhid Arab Saudi dan Yaman. Berikut beberapa di antaranya.

Pranala Web Asatiza dan Komunitas Muslim di Barat

Berikut senarai pranala (beberapa tautan/links) web resmi asatiza (para ustaz, para imam) dan komunitas/marakiz Ahlussunnah di Negeri Barat yang acap direkomendasikan oleh segenap ulama hingga kini—insyaallah. Jamak laman mereka dalam bahasa Inggris. Berikut beberapa di antaranya.

Pranala Web Studi Islam Sahih Berbahasa Inggris

Senarai web telaah Islam sahih—insyaallah—dalam bahasa Inggris sebagai berikut. Jamak diasuh oleh ustaz-ustaz yang telah disebutkan di sebelumnya. Pranala di bawah sekadar perwakilan dari studi-studi dasar dan umum sehingga mudah dipahami—insyaallah, sekalipun oleh nonmuslim. Berikut beberapa di antaranya.

Pranala Web Asatiza Ahlussunnah Indonesia

Berikut senarai pranala (beberapa tautan/links) web resmi asatiza (para ustaz) di Indonesia yang acap direkomendasikan oleh segenap ulama hingga kini—insyaallah. Alhamdulillah, jamak laman-lamannya telah tersaji dalam bahasa Indonesia. Berikut beberapa di antaranya.

Alhamdulillah, atas izin-Nya, masih terdapat beberapa ulama kibar (sangat senior), yang masih sugeng—semoga Allah Menjaga beliau-beliau, yang dapat dijadikan rujukan ilmu dewasa ini. Beberapa ulama tersebut jamak masih dapat dibersemukai di Negeri Tauhid Arab Saudi, Yaman, Kuwait, dan negeri Islam lainnya—insyaallah. Berikut beberapa di antaranya (yang sangat senior dalam dakwah kekinian—pembaruan: tahun 1446 Hijriah atau 2024 Masehi).

Wallahu A’lamu bishshawāb.

Penandas

Alhamdulillah, sesungguhnya, terdapat banyak laman rujukan atau referensi ihwal kajian Islam daring yang se-manhaj lainnya, baik internasional maupun lokal. Terdapat pula grup-grup komunitas dan pondok-pondok yang berjalin-berkelindan. Mohon dimaafkan bila kurang dapat menampung semua pihak yang terafiliasi atau di atas jalan manhaj Al-Haqq yang sama.

Atas Izin Allah, pada laman ini, hanya dapat ditampilkan beberapa pranala sumber pokok dan telah diketahui/dikenal baik oleh segenap alim ulama dan asatiza—insyaallah. Oleh karena itu, sebab keberbatasan kami, dimohon untuk menyampaikan koreksi bila mendapati hal yang perlu diluruskan, misalnya barangkali pula terdapat pranala yang tidak berfungsi dengan semestinya, serta bisa jadi terdapat pembaruan (update) bila dimungkinkan—insyaallah. Dimohon untuk tidak sungkan-sungkan menyambung wicara dengan kami.

Perlu ditandaskan berulang-ulang dan tidak letih-letih agar kita berupaya dapat menimba ilmu bersama asatiza dan ikhwah terdekat, sekalipun memaslahati fasilitasi teknologi internet (misalnya: media sosial Twitter, layanan pesan instan Telegram, dan platform elektronik lainnya), sebab hal ini lebih utama daripada tidak sama sekali. Pelbagai fitnah yang menyambar-nyambar terkini lebih dapat disikapi dengan bijak—insyaallah—bila diri kita berupaya mencari ilmu setiap hari (hal ini sekaligus sebagai nasihat/pengingat utama pula bagi kami). Afdal lagi bila ternyata dapat berkonsultasi kepada alim Ahlussunnah terdekat secara langsung.

Kalaupun melalui medium daring (acap ikhwah ber-tele-link dengan ulama di luar Tanah Air), mohon disampaikan dengan penuh kesantunan—tentu elok dengan tetap terdampingi ulama/asatiza terdekat. Mari menjalin dan meningkatkan ukhuwah bersama asatiza dan ikhwah Ahlussunnah di seluruh belahan dunia mana pun kita Ditempatkan-Nya. Hayyākumullah!

Semoga laman khusus Islam ini dapat dimaslahati sedemikian rupa (semoga senantiasa berfaedah, baik di dunia maupun di akhirat), dan sekaligus sebagai pengingat kami. Wallahualam bissawab. Terima kasih, jazākumullah khairan (semoga Allah Membalas Anda semua dengan pelbagai kebaikan-Nya).

Nas-‘alullah as-salāmah wal-‘āfiyah.
(Kita memohon—hanya—kepada Allah: keselamatan dan perlindungan.)