Latif Anshori Kurniawan

Menulis Bukan untuk Kaya dan Populer

Diterbitkan pada dalam Blog.

Saya terkagum dengan seorang teman yang gemar menulis kala studi dahulu. Banyak hal ia tulis. Dari sekadar tulis-menulis atau catat-mencatat ringan atas segala yang terlintas barang sesaat dalam benaknya, mencatat ketika bersemuka dosen ketika proses perkuliahan di dalam kelas atau berkonsultasi dalam proses skripsinya, hingga menulis buku harian.

Sampai sekarang pun, teman tersebut belum pernah berinisiatif untuk menjadi penulis, lebih profesional. Ia menekankan bahwa menulis sekadar hobi baginya, belum ada pemikiran untuk mengirimkan tulisan-tulisannya yang tidak kalah luar biasa berfaedah ke media-media yang ada. Saya terharu dan bersyukur sebab atas Izin-Nya dipertemukan-Nya dengannya.

Apa pasal? Belakangan saya merasa heran begitu banyak kalangan bertanya bagaimana caranya menjadi penulis, bagaimana cara mengirim tulisan ke media-media–terutama cetak–sehingga tulisan mereka pun dibaca oleh orang banyak, bagaimana mereka menjadi penulis banyak buku seperti para tokoh kepenulisan nasional, dan seterusnya. Lagi-lagi saya membantah, apabila niat awalnya sudah seperti itu, saya tidak dapat menanggapi. Bukankah apa yang kita akan peroleh didasarkan dari niat kita?

Kalau niat kita menulis adalah untuk menjadi kaya, lalu setelah kaya, mau ngapain? Kalau ingin sekadar menjadi terkenal atau populer, betapa banyak orang yang awalnya populer, tetapi makin surut dari waktu ke waktu, hingga ia pun tenggelam dimakan masa (tidak ada yang mengenalnya sama sekali). Untuk apa, coba?

Semangat menulis perlu ditumbuhkan dan beriring dengan niat-niat lurus (baik) untuk kebaikan bersama. Tentu saja, sebuah tulisan yang diketahui orang lain, atau banyak orang, acap diharapkan dapat dituai faedahnya. Manfaatnya pun dapat beraneka rupa, bervariasi dari tiap individu yang memiliki pelbagai rupa sudut pandang atau paradigma. Barangkali, perlu dikuatkan pada semangat berbagi, terlebih berbagi secara cuma-cuma bagi khalayak.

Di dunia open-source, hal di atas terbilang hal yang sungguh terlalu biasa. Banyak kalangan developers berkontribusi/bergotong royong secara sukarela menyumbang tanpa pamrih untuk pelbagai proyek open-source internasional, tetapi mereka tidak dikenal, tidak ingin dikenal, tidak membuat diri mereka untuk menjadi terkenal, dan mereka menikmatinya.

Kontribusi yang dilakukan pun tidak main-main. Ada banyak hal yang perlu dialokasikan, baik waktu, energi, maupun bahkan finansial sebagai wujud andil bagian kontribusi. Betapa banyak jutaan baris kode yang telah disumbangkan, tidak sedikit dukungan finansial yang didonasikan, tetapi tidak ada yang mengklaim kode-kode tersebut adalah karya mereka.

Mereka bukanlah artis, mereka bukanlah orang yang ingin terkenal, mereka sekadar ingin berkontribusi. Spirit yang tidak kalah elok untuk diinspirasi bagi teman-teman yang gemar menulis. Salah satu platform sosial yang kiranya dapat mewadahi tulisan-tulisan dalam pelbagai topik adalah Wikipedia.

Siapapun tahu bahwa gudang enslikopedia online yang tidak jarang menjadi rujukan dan tepercaya adalah Wikipedia. Banyak sekali kontributornya, tidak sedikit artikel yang telah mereka buat. Tiada sepeser pun uang yang para Wikipedian tersebut peroleh dari artikel yang dituliskan di salah satu platform yang dibesut dari tangan dingin sang founder, yakni James Wales.

Barangkali, ada beberapa Wikipedian atau Wikipediawan yang dikenal, terutama salah satunya dari Wikipedia Bahasa Indonesia. Apakah Anda sangat mengenalnya seperti halnya mengenal selebritis Tanah Air? Betapa banyak artikel yang kiranya dapat dibukukan dan lalu dikomersialkan kepada khalayak.

Sekali lagi kala mendapati tulisan di blog ini, pos ini pun sekadar pendapat pribadi, sangat privatif, sesuai subjektivitas narablog. Tentu saja, menjadi penulis adalah hak setiap orang. Mengambil profit dari atas segala apa yang telah dikaryakan dari wujud tulisan adalah kebebasan individual yang tidak ada orang berhak melarangnya. Sekali lagi, ini sekadar dari paradigma pribadi, yang hakikat intinya ada pada meluruskan kembali tujuan menulis, menjaga kestabilan niat awal menjadi penulis.

Dari waktu ke waktu, dunia maya makin disesaki dengan tulisan. Begitu dengan mudah orang menulis. Ada yang bertanggung jawab, tidak sedikit yang berkebalikan. Atas Izin-Nya, menjadi penulis dengan menulis apapun dapat membuat orang menjadi apa saja yang ia asakan, dapat membuat rona kehidupan pribadi dan orang lain menjadi tidak sama lagi.

Bukankah tidak sedikit, dari sebuah tulisan, atas Izin-Nya, orang-orang merasa bahagia. Begitu pula sebaliknya, tidak sedikit kekacauan terjadi lantaran sebab substansi tulisan yang teramat sederhana. Reminder yang tidak pernah letih untuk selalu digaungkan: berhati-hatilah ketika menulis dan mempublikasikannya.

Tetap jaga spirit kebiasaan catat-mencatat Anda, tetap jaga motivasi agar dapat selalu menulis setiap hari dengan hati yang baik, he he. Selamat menulis setiap hari!