Bayangkan bila Kita Bersyukur
Diterbitkan pada dalam Blog.
Jarang-jarang membuka Facebook. Alih-alih melalui aplikasi, saya meramban versi desktopnya melalui peramban web. Entah mengapa lebih nyaman dan tampak terpampang luas tampilannya, lebih-lebih telah mendukung mode gelap.
Malam ini, begitu luar biasa. Jamak yang ditampilkan pada umpan (feeds) lini masa beranda Facebook bernuansa reflektif kehidupan. Beragam bahasa tuturan dan gaya sajian, mayoritas tidak jauh dari ibrah berkehidupan yang teramat lekat dengan keseharian kita sekarang.
Saya tertegun dengan salah satu status. Status jejaring sosial kreasi Mark Zuckerberg tersebut ditulis dan ditayangkan oleh Inang (bahasa Batak: ibu) Devi Pandjaitan. Berikut status yang dimaksud.
Masyaallah. Sekalipun nonmuslim, beliau turut mengingatkan kita untuk bersyukur. Hal ini pun tidak jauh berjalin kelindan dengan salah satu unggahan ikhwah, yakni Akh Muhammad Rijalul Fikri, berikut ini.
Subhanallah, pas sekali. Jamak warganet lainnya juga mengetengahkan hal-hal serupa. Ada pula pelajaran yang lain, salah satunya seseorang mengetengahkan tren terkini, yaitu tidak sedikit orang mudah membeli pelbagai model sepeda yang harganya pun tidak kalah fantastis. Lebih ditekankan untuk disyukuri adalah satu sepeda dapat lebih tinggi dari harga satu ekor kambing qurban—masyaallah, walhamdulillah.
Semoga kita senantiasa dapat bersyukur (tidak pernah mengeluh sedikit pun) hingga akhir. Semoga Allah Memudahkan. Amin, amin.