Latif Anshori Kurniawan

Kami terkesima dengan Tokowahab.com. Kehadirannya makin memudahkan siapa pun yang ingin membuat kue. Menyediakan pelbagai rupa bahan kue yang berlimpah, patiseri daring ini makin dikenal dan bertumbuh dari bulan ke bulan sejak didirikan oleh pendirinya sekitar 2017. Bahkan, sang founder, William Sunito, memperoleh penghargaan dari majalah Forbes Indonesia untuk 30 Under 30 (kategori pebisnis sukses di bawah usia 30 tahun).

Tokowahab.com memfokuskan diri pada penyediaan bahan kue. Apabila ingin mencari layanan daring yang memfasilitasi belanja sembako, dapat pula mengunjungi Langganan.co.id (dari Wahyoo Group). Kehadiran Langganan.co.id ini tentu meramaikan ceruk pasar serupa bersama Deliveree, Travelio, dan lain-lain. Masih ada HappyFresh, SayurBox, Kedaisayur, apalagi TaniHub. Ada Chilibeli, lebih-lebih GetMyStore.

Lebih mengerucut lagi, ada startup belanja daring yang bertumbuh dari daerah. Di Yogyakarta, ada Titipku, sedangkan Tumbasin meramaikan pangsa Semarang. Beberapa bulan lalu, kami telah mengetengahkan hal ini, tetapi realitanya belum semua ventura rintisan telah kami kover pembahasannya.

Masyaallah, sejatinya eksistensi mereka teramat berlimpah. Ragam bisnis ini pun memperoleh perhatian yang tidak dilewatkan oleh unicorn lokal, selaik Tokopedia dan Bukalapak, melalui program-program yang digelontorkan, salah satunya adalah fasilitasi layanan penyediaan rantai pasokan (supply chain). Belum lagi beberapa anak usaha dari grup perusahaan besar yang, selaik Blibli.com, yang menyediakan pengalaman belanja nan tak kalah serupa melalui BlibliMart. Belum lagi pemain besar (seperti Gojek, tidak menutup kemungkinan Traveloka), bahkan lama (seperti Bhinneka.com, ataupun iBox Indonesia), serta lain-lainnya.

Menakjubkan, tiada monopoli pasar di Indonesia, lintassektor dapat saling mengisi/memasuki. Mungkin, yang awal mulanya berkecimpung pada sektor pariwisata, yang sebelumnya merambah ranah pendidikan atau kesehatan, pun masih sangat boleh ikut serta lebih dari sekadar bermitra. Semuanya dapat turut andil dalam kue belanja kebutuhan harian tersebut. Tiada yang melarang bakal akan lahir rintisan-rintisan berikut-berikutnya. Apabila memang dapat mengeksekusi ideasi “sama”, tidak masalah. Toh apa pun dapat terjadi ke depan atas Izin-Nya. Tidak ada yang pernah tahu perputaran roda bisnis yang ada. Ide-ide dapat dicari, tetapi eksekusi-eksekusi yang teramat dinanti.

Mungkin sekarang model bisnis masih serupa, tetapi barangkali pengembangan teknologi dan networking yang berbeda-beda, konteks kondisi sosial-ekonomi-politik pun dapat turut memberikan warna. Selalu tidak menutup kemungkinan untuk berkolaborasi, tiada satu pun yang melarang guna mendukung investasi. Tiada masalah dengan rebranding beberapa kali, atau bahkan melebur diri dalam sebuah akuisisi dan saling menyelaraskan visi. Yang jelas, masa pandemi ini bukanlah akhir dari segalanya. Selama kita masih dapat berikhtiar, tiada halangan bagi siapa pun untuk memulai bisnis.

Barangkali, konsep bisnis teknologi yang diterapkan 11-12. Seputar memfaedahi medium daring internet, berbasis aplikasi (native-app) dan web (web-app), baik mobile maupun desktop. Namun, hal ini bukanlah harga mati. Ke depan, dapat berkembang menjadi makin luar biasa–insyaallah. Bisa jadi melibatkan teknologi intelijensi artifisial (AI), implementasi blockchain, lebih dari IoT dan AR-VR, hantaran produk dengan drone atau swakemudi pesawat terbang listrik yang dapat mendarat di banyak tempat, ataupun inovasi lainnya. Allahu A’lam, semua dapat ditempuh dan terjadi atas Izin-Nya.

Kami yakin, sebagian dari kita pun tidak melulu menjadi konsumen. Tidak selalu sekadar pembeli yang sekadar berbelanja dan menikmati produk yang ada. Semua hal duniawi yang ada bersifat dinamis, kita memang perlu selalu siap guna beradaptasi menyelami dinamika yang ada. Tidak mesti mengikuti tren, tetapi minimal tidak terkejut dengan disrupsi yang lebih rapid dari arah yang selalu tidak disangka-sangkakan ini. Insyaallah, khair. Semoga Allah senantiasa Menganugerahi kita pelbagai Kebaikan-Nya–amin.