Latif Anshori Kurniawan

Fungsikan Sein & Tanda Darurat (Hazard)!

Diterbitkan pada dalam Blog.

Serba-serbi karakteristik pengguna kendaraan di jalan raya memantik rasa hati yang … campur-campur. Sebagai pengguna jalan, lebih-lebih di jalan raya, dengan rambu-rambu yang terpampang nyata, alangkah elok kita perlu memperhatikan dan mengamalkannya dengan baik (sesuai ketentuan yang berlaku). Ada kala, tiada jaminan, kita akan 100% tidak melanggar sedikit pun. Namun, paling tidak, kita telah berupaya. Sama-sama berikhtiar guna kenyamanan dan keselamatan bersama.

Sudah menjadi bulan-bulanan pembicaraan bahwa rambu-rambu lalu lintas seolah tampak sekadarnya di sebagian kecil wilayah. Seolah belum menjadi perhatian berlebih saat berkendara, belum menjadi kebiasaan yang terus menerus digaungkan. Marka jalan pun tidak jarang tidak perlakukan sebagaimana mestinya, padahal keadaan tidak sedang darurat. Apalagi, lampu-lampu sein dan tanda darurat (hazard), barangkali masih belum difungsikan secara optimal.

Kami pun masih belajar bagaimana berkendara yang baik, mematuhi rambu-rambu yang berlaku, menghormati sesama pengguna jalan. Begitu pula dengan sein dan hazard, masih diupayakan agar dapat difaedahi sedemikian rupa, salah satunya sebagai notifikasi minimal kepada pengendara lainnya. Ya, notifikasi, tetapi mungkin lebih menarik daripada notifikasi ponsel/gawai. Terkadang, kami khilaf, sekali lagi ditandaskan bahwa kami juga masih belajar.

Khilaf terlupa untuk memaslahati fitur notifikasi dari kendaraan. Namun, kami menyadari, apabila tiada notifikasi sama sekali ketika bermanuver, barangkali hal ini malah dapat membahayakan bagi pengendara lain. Paling tidak, tidak mengapa bila ada yang belum memfungsikannya, tetapi kami berupaya merealisasikannya sesering mungkin. Tentu mesti tidak berlebihan alias seperlunya. Apabila terlalu berlebihan, sampai-sampai terlupa mematikan (misalnya) hazard, tentu dapat membingungkkan (atau bahkan membahayakan) pengendara lain.

Kita menyalakan sein dan hazard sesuai konteks situasi saja masih belum terbaca, apalagi tidak dinyalakan sama sekali. Sekalipun kita telah memberi tanda lebih lama, dari jarak lebih dari 30 meter sebelum area tujuan, sedikit pun tidak mendadak, masih belum tentu menggembirakan. Apalagi, apabila tiada tanda sama sekali, apabila tiada gesture tubuh guna mendukung maksud kita (misalnya dengan isyarat lambaian tangan dalam batas yang aman). Barangkali, Anda tersenyum-senyum sendiri membaca ini, tetapi sungguh hal nan teramat renik ini dapat menjadi sebab mudarat yang mengerikan bila terabaikan.

Mau tidak mau, safety riding memang perlu ditandaskan berulang-ulang, ujung-ujungnya untuk kebaikan semua–insyaallah. Mari sama-sama saling menjaga, memfungsikan lampu sein dan hazard sesuai kegunaannya, memberikan notifikasi bagi pengendara lain, plus sembari tetap menaati konteks rambu-rambu yang menghiasi arah tujuan perjalanan kita. Tetap waspada, tetap saling menotifikasi, tetap berupaya menaati ketentuan yang berlaku, serta jangan lupa berdoa dan berzikir (sesuai Quran dan sunnah)! Semoga Allah senantiasa Memberkahi kita (dengan kendaraan yang baik dan dapat berkendara dengan baik), semoga Dia selalu Menjaga dan Melindungi kita dalam perjalanan serta selamat hingga tujuan!