Pembaruan: Audacity, Blender, OBS Studio, dan Linux
Diterbitkan pada dalam Blog.
Alhamdulillah, sepanjang sepekan (hingga akhir pekan) ini, kita memperoleh pembaruan (update) untuk beberapa aplikasi desktop sumber-terbuka (open-source, FOSS). Sejatinya, terdapat begitu berlimpah pembaruan yang terjadi setiap hari. Dari perangkat lunak (software, aplikasi, program) utama hingga yang sifatnya pendukung (selaik firmware, driver, plug-in, library, dan lain-lain). Yang cukup menonjol terdapati kami, di antaranya: Blender, Audacity, dan OBS Studio, yang sejatinya nyaris membersamai rilis terkini kernel Linux terbaru dengan nomor versi 6.10. Rilis kernel terlebih dahulu, baru disusul ketika aplikasi grafis terbuka tersebut. Masyaallah, pekan yang cukup “padat” bagi segenap penggandrung FOSS, bukan?
Audacity 3.6
Audacity 3.6 dirilis pada hari Rabu (11 Muharam/17 Juli—waktu Indonesia) pekan ini, dengan baruan utama berupa efek master (master effect), serta dua fitur efek baru, yakni Compressor dan Limiter. Untuk master effect, dimaksudkan bahwa seluruh track yang dikomposisi dapat di-mix sedemikian rupa secara real-time. Sementara itu, efek baru Compressor dan Limiter juga diikutkan dalam baruan terkini yang kiranya dapat diterapkan pada pelbagai kasus dan kebutuhan. Audacity nomor ini juga meningkatkan tema tampilan (yang sedikit diubah), baik dalam mode terang maupun gelap. Tema lama masih disediakan dan ia dinamai sebagai “Classic”. Pengaturan tampilan ini masih dapat dilakukan melalui panel menu Preferences > Interface. Tentu saja, Anda masih dapat melakukan kustomisasi/memvariasi sapuan warna sesuai keinginan.
Menarik sekali atas beberapa baruan yang dilakukan, dan terbilang cukup signifikan. Terdapat dukungan untuk teknologi FFmpeg 7, kemudian terdapat kemampuan melakukan paste/tempel dari berkas audio ke dalam aplikasi hanya dengan kombinasi tombol [cmd]/[Ctrl]+[V]. Berjalin kelindan dengan pengolahan audio, terdapat opsi baru, yakni Export (melalui menu Extras > Export > Export Selected Audio). Hal ini tentu memudahkan pengguna untuk melakukan ekspor dengan lebih praktis.
Terbiasakah Anda dengan informasi berkait update terbaru melalui riwayat rilis atau juga mudah didapati pada jendela dialog What’s New? Apabila diperhatikan, terdapat sedikit ubahan pada antarmukanya. Bagi kami, informasi terbaru perlu disaksamai oleh pengguna. Hal ini sebab tidak jarang kita memerlukan informasi di awal atas apa saja hal baru yang disertakan, apa saja bug yang diperbarui/diperbaiki/direvisi, dan beberapa informasi tambahan lainnya. Seringkah Anda menggunakan efek OpenVINO? Kini, Anda pun mudah mendapati tautan unduhnya di dalam aplikasi. Selengkapnya, sila baca catatan rilis melalui laman GitHub mereka untuk perinciannya.
Sebagaimana kekhasan Audacity, versi terkini tersedia secara lintas platform (cross-platform) untuk macOS, Linux, dan Windows melalui laman resminya. Untuk versi Linux, tersedia dalam format AppImage (yang dapat dijalankan pada jamak distribusi Linux). Namun, mohon diperhatikan, untuk AppImage-nya, Anda perlu menginstasl beberapa pustaka (library) dari repositori Ubuntu terlebih dahulu. Versi Flathub dan Snap-nya barangkali belum tersedia (sebab tidak termasuk paket resmi yang dirilis). Bisa jadi, nanti tersedia dalam format paket .DEB secara terpisah. Disilakan bila memang Anda terbiasa atau ingin mencobanya (tetapi tetap terekomendasi bahwa versi terbaru elok diperoleh melalui laman utama resmi dalam format AppImage).
Blender 4.2 (LTS)
Akhirnya, dirilis pula Blender versi long-term support (LTS) untuk nomor 4.2. Beberapa peningkatan performa telah diupayakan oleh pengembang. Sebab versi ini termasuk rilis LTS, tim Blender pun menyediakan dukungan 2 tahun perbaikan bug dengan tidak melakukan banyak perubahan signifikan berlebih sehingga jamak pengguna (baik itu artis 3D, pengembang, maupun lainnya) cukup nyaman alias tidak perlu was-was bila terdapat update berikutnya.
Engine untuk me-render EEVEE dibangun ulang dari dasar oleh pengembang. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan performa, kestabilan, dan kualitas visual menjadi lebih optimal. Beberapa hal juga ditambahkan, di antaranya: shadow baru dan global illumination system, peningkatan motion blur dan depth of field (DoF), serta disediakan GPU-accelerated compositor. Untuk yang terakhir, ketika diaktifkan/difungsikan (dengan kemampuan/kapabilitas grafis mumpuni), ia akan mempercepat aktivitas render.
Salah satu baruan menarik lainnya adalah Extension. Fitur baru ini menggabungkan antara menu lama Add ons dan Themes. Selanjutnya, secara mudah, pengguna dapat meramban ekstensi yang dibutuhkan melalui laman web Blender Extension. Menarik. Hal ini tentu menggembirakan sebab jamak tim pengembang software terbuka juga melakukan penggabungan serupa, di antaranya (sebagai contoh) seperti yang terimplementasikan pada lingkungan desktop KDE dan GNOME.
Blender terbaru, selaik perangkat lunak terbuka lainnya, tersedia untuk pelbagai platform sistem operasi (macOS, Linux, dan Windows). Tidak seperti aplikasi grafis tiga dimensi populer lain, tiada in-app purchase, opsi berlangganan (subscription), registrasi/pendaftaran (sign-up), pendataan untuk dihubungi tim sales, dan seterusnya, di Blender. Aplikasi Blender benar-benar terbuka dan bebas digunakan. Pengguna direkomendasi mengunduh Blender melalui laman resmi mereka. Bagi pengguna Ubuntu, ia tersedia di Snap Store (sila pilih nomor 4.2 LTS di App Center).
Dianjurkan pula, ketika menggunakan Blender LTS ini, terutama di Linux, elok sistem kita telah terdapat glibc 2.28 atau lebih baru. Perangkat keras yang teramat minim direkomendasi adalah CPU ber-quad-core dengan dukungan SSE4.2, RAM: 8GB, vRAM GPU: 2GB, mendukung OpenGL 4.3, serta beresolusi layar 1920×1080. Teramat dianjurkan supaya dipastikan terlebih dahulu bahwa perangkat kita lebih dari yang disyaratkan tersebut. Pendek kata, apabila perangkat kita lebih dari yang disyaratkan tersebut, diharapkan luaran hasilnya dapat maksimal.
OBS Studio 30.2
OBS Studio, perangkat lunak terbuka yang cukup populer digunakan untuk screen-casting dan streaming, merilis versi terbarunya pada Kamis. Beberapa hal ditambahkan dalam versi ini, di antaranya: encoder NVENC (beserta teksturnya yang dapat dibagi-bagi di sistem Linux), QuickSync, dan encoder VA-API. Selain itu, fitur peng-capture (penangkap tampilan) jendela/layar (window/display) PipeWire disatukan ke dalam satu sumber Screen Capture yang diubah namanya menjadi Display Capture (XSHM).
Format luaran Hybrid MP4 diset secara asali oleh tim pengembang OBS Studio di sistem Linux dan Windows. Hal ini cukup menarik sebab berkas MP4 yang terfragmentasi dalam konteks fault-tolerant dapat dikondisikan, sekalipun terjadi kendala (misalnya berhenti secara mendadak) ketika memproses berkas tersebut. Fitur yang teramat berguna. Tidak jarang, dalam pemrosesan berkas multimedia populer ini, tidak sedikit dari kita sesekali terkendala, entah itu tiba-tiba perangkat mendadak hang atau pemadaman listrik (dengan CPU kita yang tidak terdukung UPS). Tenang, diharapkan, pembaruan berikutnya dapat mengikutsertakan macOS untuk memperoleh faedah serupa—insyaallah.
Terdapat fitur baru Composable Themes yang memudahkan pengguna mengkreasi tema untuk OBS Studio yang digunakan. Tema lama tidak kompatibel dengan sistem baru, sedangkan tema sistem legasi lama telah dihapus. Hal ini cukup memantik kreativitas kita sebagai pengguna, terkadang kita mudah bosan dengan tema tampilan bawaan aplikasi, ataupun tidak jarang kita memerlukan mood-booster saat bercengkerama dengan aplikasi penyiaran ini.
Software dengan nomor versi 30.2 tersebut juga dapat menyimpan sementara basis track VOD pada metadata-based-nya untuk peningkatan multi-track RTMP/FLV. Dukungan HEVC juga ditambahkan untuk luaran WebRTC. Sementara itu, decoder NVDEC diprioritaskan pada sistem dengan dukungan kartu grafis (GPU) NVIDIA.
Mohon dicermati bagi pengguna Linux. OBS Studio versi 30.2 ini perlu didukung perangkat grafis NVIDIA dengan driver GPU bernomor v530.41.03 atau lebih baru.
Barangkali, pengguna Windows cukup senang dengan update OBS Studio ini. Fitur pendukung untuk multitrack streaming video (atau diistilahkan sebagai “Enhanced Broadcasting” dalam siaran di platform Twitch) baru tersedia untuk sistem Windows. Sayangnya, GPU dari NVIDIA yang disyaratkan juga berlebih, yakni minimal seri NVIDIA GTX 900/GTX 10/RTX 20, seri AMD RX 6000, atau seri GPU yang lebih baru. Tenang, tim pengembang tetap mengupayakan fitur peningkatan broadcasting tersebut tersedia bagi pengguna macOS dan Linux.
Program biner instalasinya tersedia pada laman resmi OBS Studio atau laman rilis di GitHub mereka. Bagi pengguna Linux, ia tersedia secara resmi di laman repositori paket aplikasi/program Flathub, dan laman repo ini menjadi salah satu hal rekomendatif untuk jamak distribusi Linux. Bagi pengguna Ubuntu LTS (nomor 22.04 dan 24.04), tersedia paket melalui PPA resmi dari tim OBS dengan mengeksekusi baris perintah berikut.
sudo add-apt-repository ppa:obsproject/obs-studio
sudo apt install obs-studio
Kernel Linux 6.10
Sebagaimana disebut pada awal pos/tulisan bahwa rilis terbaru ketiga software multimedia tersebut nyaris beriringan dengan rilis kernel Linux terbaru, yakni 6.10, yang tersaji pada Selasa. Seperti biasa, versi terbaru cukup mewakili banyak peningkatan (yang dilakukan oleh Linus Torvalds dan tim inti kernel Linux yang membersamainya), di antaranya: peningkatan kecepatan untuk enkripsi AES-XTS pada CPU berprosesor Intel dan AMD, dukungan bahasa pemrograman Rust (termasuk memuat abstraksi untuk pengondisian waktu, baruan v1.78.0) untuk peranti RISC-V, serta beberapa persiapan awal (diistilahkan sebagai “initial support”) untuk perangkat berikutnya (dari CPU, GPU, NPU, wi-fi, dan perangkat-peranti keras lainnya).
Hal tersebut tentu menyamankan sebab kernel ini telah siap digunakan untuk mendukung pelbagai hardware terbaru yang akan dirilis (insyaallah). Selainnya, terdapat baruan driver DRM “Panthor” terbaru untuk GPU yang ber-ARM Mali/Immortalis berikutnya, dukungan DisplayPort/eDP untuk perangkat yang ditenagai Qualcomm Snapdragon X Elite, dukungan untuk Zone Write Plugging (ZWP), dukungan untuk konfigurasi Power over Ethernet (PoE), dan pelbagai banyak lainnya.
Untuk melakukan upgrade pada kernel Linux Anda, kami merekomendasikan untuk menunggu rilis resmi dari distribusi yang digunakan. Hal ini lebih menyamankan dan tidak banyak hal dilakukan secara manual berlebih. Terkecuali, Anda ingin berpetualang dengan alokasi yang tidak sebentar (baik waktu maupun tenaga) dan/atau terbiasa melakukannya. Tetap disarankan untuk berhati-hati ketika memperbarui kernel terbaru.
Koda
Mari kita ambil ibrah yang dapat dipetik. Beberapa aplikasi/program yang telah disebutkan, yakni Audacity, Blender, dan OBS Studio, merupakan perangkat lunak (software) yang pengembangannya bersifat open-source (terbuka). Tidak mengherankan bila ketiganya cukup populer digunakan, di tengah market-share dalam bidang/industri sejenis telah dirongrong oleh dominasi aplikasi mobile pada sistem berbasis iOS/iPadOS dan Android yang jamak menawarkan kepraktisan dan kemudahan dalam perangkat atau peranti yang lebih ringan. Nyatanya, ketiganya masih memiliki basis pengguna yang cukup kuat, sekalipun lebih dominan digunakan oleh pengguna komputasi desktop/laptop.
Jangan salah. Beberapa pakar multimedia grafis ternama dunia, yang bahkan membidani beberapa produksi dalam ranah hiburan, tidak asing dengan ketiga app yang masih bersifat free tersebut. Tidak jarang, pada pelbagai kesempatan presentasi konferensi grafis dan multimedia, beberapa di antara mereka mengetengahkan ketiganya, baik itu sekadar informasi ringan maupun bahkan mendemonstrasikan langsung di depan audiens yang hadir. Tidak sedikit rekaman event tersebut tersedia di YouTube, salah satunya adalah presentasi pemanfaatan Blender untuk film animasi Cars di atas Linux CentOS berikut. Lainnya, dimohon meramban mandiri, ya.
Setali tiga uang dengan ketiga aplikasi multimedia tersebut, yakni rilis inti dari jantung sistem distribusi Linux yang disebut kernel. Sebagai gambaran, setiap sistem, baik macOS, Linux, maupun distribusi Linux, memiliki/memuat jantung sistem operasi yang disebut kernel. Pendek kata, kernel masing-masing sistem tersebut tidaklah serupa. Sekalipun sama-sama FOSS, nyatanya macOS (yang diturunkan dari BSD Unix) berbeda dengan sistem ber-kernel Linux. Ya, Linux sejatinya adalah sebutan untuk sebuah kernel. Ia dikata sebagai sistem yang utuh/lengkap bila menyertakan aplikasi/program lain sebagai pendukung komputasi, yang kemudian disebut dengan distribusi/distro Linux.
Kernel Linux masih aktif dikembangkan oleh “Bapak Linux”, yaitu Linus Torvalds. Ya, secara langsung, ia bersentuhan dengan baris-baris kode untuk tiap rilis kernel. Karena itu, muncul istilah “Benevolent Dictator of Linux” yang disematkan kepada beliau. Beliau sekadar pemimpin, yang dibantu pula oleh tim dari pelbagai kalangan, tidak terkecuali dari organisasi korporat swasta bahkan pemerintahan. Semua orang diizinkan berkontribusi di pengembangan kernel Linux, dan dirilis di bawah asuhan dan arahan Pak Torvalds.
Terlepas dari itu, update terbaru atas keempatnya menjadi salah satu pertanda bahwa pengembangan FOSS untuk pelbagai kebutuhan kekinian pun masih terus dilakukan. Komunitas open-source masih terus aktif berproses dan berprogres hingga kini. Pada banyak layanan penyedia repositori pengodean, selaik GitHub, GitLab, dan lainnya, juga melalui forum-forum atau milis-milis, masih terus aktif dilakukan. Aktivitasnya cenderung tidak dapat dikata senyap. Semua aktivitas terekap-terekam dan terejawantahkan ke dalam pelbagai produk teknologi yang teramat membantu (tidak dapat dilepaskan dari) keseharian kita.
Alhamdulillah, elok kita berupaya untuk terus aktif pula di komunitas sumber-terbuka (insyaallah). Kita harus akui, atas Izin-Nya, begitu banyak pengembang/developer yang telah berjasa untuk pelbagai eksistensi produk teknologi digital kekinian. Dari informasi yang terdistribusi di dunia maya hingga terwujud ke dalam produk aplikasi/program atau software yang cenderung terdapat di dalam ponsel kita, kita menjadi terbantu atas pelbagai kontribusi yang ada. Sekecil apa pun kontribusi yang dilakukan, tetap berharga dan bermaslahat bagi khalayak (insyaallah). Adakah Anda berkenan bergabung di komunitas pengembangan teknologi open-source? Yuk, kita gaungkan! Salam sehat dan takzim kami. Wallahualam bisawab.